Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar membuka opsi mengurangi porsi penerimaan negara untuk menekan harga gas dari Blok Masela. Tujuannya agar gas tersebut bisa terserap oleh industri dalam negeri.
Menurut Arcandra, saat ini memang ada perbedaan harga yang ditawarkan Inpex Corporation selaku operator Blok Masela dengan calon pembeli gas. Perusahaan asal Jepang itu mematok harga mencapai US$ 5,86 per mmbtu. Namun pembeli menginginkan harga di bawah itu.
(Baca: Di Atas Permintaan Industri, Harga Gas Masela Dipatok US$ 5,5)
Untuk menemukan jalan tengah mengenai harga, salah satu caranya adalah mengurangi bagian negara, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 40 tahun 2016 tentang penetapan harga gas bumi. “Itu opsi, bukan wewenang Kementerian ESDM,” kata dia di Kantornya, Jakarta, Senin (15/8).
Aturan tersebut memang menyebutkan penerimaan negara akan dihitung oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berkoordinasi dengan Menteri ESDM dan Menteri Keuangan. Yang jelas penetapan harga tersebut tidak mempengaruhi besaran penerimaan yang menjadi bagian kontraktor.
Dengan harga yang lebih terjangkau ini diharapkan industri dalam negeri lebih banyak menyerap gas Masela. Arcandra menargetkan gas pipa untuk industri dalam negeri bisa terserap 474 mmscfd. Sementara dalam surat yang disampaikan SKK Migas ke Inpex hanya 150 mmscfd.
(Baca: Arcandra Upayakan Industri Domestik Dapat Porsi Besar Gas Masela)
Sampai saat ini menurut Arcandra ada lebih dari tiga industri dalam negeri yang ingin menyerap gas tersebut. Namun masih belum detail. Rencananya pembeli ini akan dipanggil kembali oleh pihak Kementerian ESDM.
Gas Masela itu nantinya akan digunakan industri yang akan di bangun di sekitar proyek tersebut. Sehingga Lapangan Abadi itu bisa berkontribusi terhadap pengembangan wilayah sekitar Maluku.
Pembeli gas Masela ini pernah dibahas sebelumnya dalam rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Juni lalu. Usai rapat , Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam mengatakan calon pembeli gas Masela adalah PT Pupuk Indonesia dengan alokasi 214 mmscfd, Elsoro Multi Prima 160 mmscfd dan Kalimantan Metanol Indonesia (KMI)/Sojitz 100 mmscfd.
(Baca: Arcandra Setujui Alokasi Gas Masela untuk Tiga Perusahaan)
Selain itu PLN juga awalnya berencana menyerap 60 mmscfd. Namun, hal itu masih belum pasti karena perusahaan pelat merah itu juga memiliki opsi batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listriknya.