(Baca: Kontrak Tiga Blok Migas Nonkonvensional Berubah Pakai Gross Split)

Di blok tersebut, NuEnergy diwakilkan oleh anak usahanya, yakni Dart Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd yang bertindak sebagai operator dengan hak kelola 45%. Sisanya dipegang mitranya yang terdiri dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Metra Enim 27,5%, dan PT Bukit Asam Metana Enim 27,5%. 

Berdasarkan situs resminya, Blok Tanjung Enim terletak di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Kontrak blok ini pertama kali disetujui pada 4 Agustus 2009 lalu dengan masa kontrak 30 tahun. Adapun masa eksplorasi berlangsung selama enam tahun sampai dengan Agustus 2015, lalu mendapatkan perpanjangan empat tahun lagi hingga Agustus 2019.

Wilayah kontrak terdiri dari total 313 kilometer persegi yang mengandung ketebalan batubara rata-rata 213 kaki sampai 230 kaki atau 65-70 meter. Kemudian lapisan batubara peringkat rendah mulai dari 984 kaki atau 300 meter menjadi 2.297 kaki atau sekitar 700 meter, dengan kadar gas yang dilaporkan rata-rata 120 kaki kubik standar per ton (scf).

(Baca: Pertamina Sedia Rp 3,06 Triliun untuk Mengebor 10 Sumur Eksplorasi)

Dengan parameter geologi dan teknis ini, Blok Tanjung Enim termasuk blok gas metana batubara (CBM) yang tingkat komersialitas yang tinggi.  Apalagi dekat infrastruktur dan pasar minyak dan gas yang ada.

Halaman: