Perusahaan jasa minyak dan gas bumi (migas) terbesar di dunia, Schlumberger berencana menambah investasi barunya di Indonesia. Salah satunya adalah dengan membeli hak kelola blok migas yang dimiliki oleh kontraktor yang statusnya masih aktif.
Rencana ini sempat dibahas dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dalam lawatannya ke Amerika Serikat, Rabu (26/5) waktu setempat. Saat itu Jonan berdiskusi dengan SVP Venture Fund Schlumberger Limited Imran Kizilbash mengenai rencana investasi baru dalam pengembangan lapangan migas.
(Baca: Tanpa Migas, Indonesia Kehilangan Investasi Hingga Rp 300 Triliun)
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan Schlumberger memang memiliki beberapa rencana investasi di Indonesia. “Berinvestasi dengan cara farm in di beberapa Kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang potensial untuk peningkatan produksi dengan menggunakan teknologi dan biaya mereka,” kata dia kepada Katadata, Sabtu ( 29/7) malam.
Selain itu, Schlumberger juga ingin berinvestasi dengan menambah data survei di lepas pantai (offshore). Nantinya mereka akan melakukan survei dengan peralatan dan teknologinya di daerah yang ditentukan oleh pemerintah.
Rencana lainnya perusahaan asal Amerika Serikat itu adalah ingin membantu pemerintah mengelola data hulu migas yang ada di Indonesia. Tujuannya agar lebih baik pengelolaannya dan memberikan kemudahan mengakses data bagi investor.
(Baca: Ingin Gaet Investor, Pemerintah Tiru Meksiko Gratiskan Data Migas)
Saat ini pemerintah memang tengah mendorong iklim investasi tidak terkecuali hulu migas. Apalagi di sektor ini capaian investasi masih di bawah target.
Sejak awal Januari hingga akhir Juni, investasi hulu migas baru mencapai US$ 3,98 miliar, dengan rincian US$ 3,96 untuk blok eksploitasi, sisanya eksplorasi. Sedangkan target dalam RKA tahun ini adalah US$ 13,80 miliar.
(Baca: Selama Enam Bulan 2017, Investasi Hulu Migas Baru 29% dari Target)
Bahkan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, capaian tersebut juga masih rendah. Sepanjang semester I tahun 2016, realisasi hulu migas mencapai US$ 5,65 miliar. Rinciannya investasi di blok eksploitasi sebesar US$ 5,51 miliar, sisanya blok eksplorasi.