Sumur di Blok Mahakam yang Didanai Pertamina Siap Dibor

www.skkmigas.go.id
Penulis: Arnold Sirait
3/7/2017, 19.56 WIB

PT Pertamina (Persero) memastikan pengeboran sumur di Blok Mahakam yang didanainya akan terlaksana Juli ini. Tujuan kegiatan pengeboran sumur baru itu agar produksi di blok tersebut tidak menurun.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan rencana pengeboran itu masih sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan perusahaan. “Rencana spud in pertengahan bulan ini,” kata dia kepada Katadata, Senin (3/7).

(Baca: Pengeboran Sumur di Blok Mahakam yang Dibiayai Pertamina Mulai Juli)

 Tidak hanya bulan ini, sampai akhir tahun nanti Pertamina akan membiayai pengeboran 15 sumur di Blok Mahakam. Ini karena sampai saat ini operator blok tersebut adalah Total E&P Indonesie, meskipun ketika kontrak berakhir Desember 2017, pengelolaan beralih ke Pertamina.

Pengeboran itu nantinya menggunakan anjungan (rig) milik PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Hal itu juga dibenarkan oleh Head of Corporate Communication Total E&P Indonesie Kristanto Hartadi. “(Pengeborannya) menggunakan rig Maera milik Apexindo,” katanya kepada Katadata, Selasa (13/6).

Kontrak dengan Apexindo ini merupakan pertama kali setelah kontrak pengeboran sembilan sumur di Blok Mahakam oleh Apexindo berakhir pada Maret 2017. Namun Kristanto enggan menyebut besaran kontrak tersebut.

Namun, dalam materi paparan publik akhir 2016, manajemen Apexindo mengungkapkan tarif sewa harian jack-up rig saat ini terus melorot menjadi sekitar US$ 55 ribu-65 ribu seiring dengan penurunan harga minyak dunia. Dengan kurs Rp 13.300 per dolar AS saat ini, tarif sewa hariannya maksimal hampir Rp 900 juta.

(Baca: Apexindo Gaet Kontrak Baru Pengeboran Blok Mahakam dari Total)

Di sisi lain, berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Total berhasil memproduksi minyak bumi di Blok Mahakam  selama triwulan I tahun 2017 sebesar 58,17 barel per hari (bph), turun dari periode yang sama tahun lalu yakni 66,03 bph. Sedangkan gas bumi hanya 1552 mmscfd, lebih rendah dari tahun sebelumnya 1.752 mmsfd.


Lifting Gas Bumi Indonesia Menurut KKKS Utama per Juni 2016