Ketersediaan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat hari raya Lebaran ikut menyita perhatian pemerintah. Setidaknya ada beberapa daerah yang perlu mendapat perhatian khusus agar tidak terjadi kelangkaan.
Daerah yang rawan terjadi kekurangan pasokan adalah Kalimantan Tengah, Bangka Belitung, Sorong dan Merauke. “Kami sudah monitor dan koordinasi dengan Pertamina supaya pasokannya tidak kehabisan,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di Istana, Jakarta, Kamis (22/6).
(Baca: Pertamina Siap Antarkan BBM untuk Pengendara Terjebak Macet Mudik)
Meski ada daerah yang harus diantisipasi, pemerintah mengklaim secara nasional pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk lebaran aman. Menurut data satuan tugas (satgas), proyeksi rata-rata stok BBM periode 10 Juni-10 Juli 2017 untuk Premium mencapai 23 hari, Pertalite 20 hari, Pertamax 22 hari, dan Solar 27 hari.
Pertamina memprediksi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) saat lebaran tahun ini meningkat menjadi 154.956 kiloliter (kl) per hari. Periode lebaran sebelumnya hanya 139.551 kl per hari.
(Baca: Lebaran 2017, Pertamina Prediksi Konsumsi BBM Naik 11%)
Meski mengalami peningkatan, ada beberapa jenis BBM yang melambat pertumbuhannya. Salah satunya adalah Pertalite. Kali ini hanya tumbuh 15 persen menjadi 45.135 Kl per hari. Tahun lalu, konsumsi BBM dengan angka oktan 90 ini tumbuh 40 persen dari rata-rata normal 10.063 Kl per hari.
Konsumsi BBM Harian (Jan-Mei) dan Prediksi Lebaran 2017
Sebaliknya, konsumsi Premium kemungkinan akan naik. Jika tahun lalu, konsumsinya turun hingga 7 persen dari rata-rata normal 70.566 kl per hari, tahun ini BBM RON 88 tersebut bisa tumbuh 5 persen dari konsumsi normal 38.231 kl per hari.
(Baca: Peralihan Konsumsi Premium ke Pertalite Melambat)
Direktur Pemasaran Pertamina Muchammad Iskandar mengatakan salah satu melambatnya pertumbuhan Pertalite dan Pertamax karena selisih harga dengan Premium semakin jauh. Selisih harganya bisa mencapai Rp 800 per liter hingga Rp 1.000 per liter. “Migrasi ini bukan stagnan sama sekali, tapi pelan-pelan tumbuhnya," kata dia di Jakarta, Senin (22/5).
*Revisi: Pada paragraf pertama tertulis menjadi ".... perhatian Presiden Joko Widodo". Kemudian paragraf kedua kutipan dari Presiden Jokowi, seharusnya Ignasius Jonan.