PT Pertamina (Persero) menjamin aksi mogok yang dilakukan Awak Mobil Tangki (AMT) tidak akan mengganggu pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat Lebaran. Alasannya, perusahaan pelat merah itu sudah menyiapkan satuan tugas (satgas) pengganti mereka.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Rudy Permana mengatakan satuan tugas itu melibatkan awak mobil tangki dari lima perusahaan lainnya. Kelima perusahaan itu yakni PT Garda Utama Nasional, PT Ceria Utama Abadi, PT Absolute Service, PT Prima Perkasa Mandiri, PT Ardina Prima, dan PT Cahaya Andika Tamara. (Baca: Pengusaha Dukung Harga BBM Naik Asal Daya Beli Masyarakat Terjaga)
Dengan keberadaan satgas ini, PT Pertamina Patra Niaga menjamin kelancaran distribusi BBM untuk masyarakat. “Khususnya di SPBU di daerah-daerah yang mendapat ancaman mogok nasional tersebut,” ujar dia berdasarkan siaran resminya yang diterima Katadata, Senin (19/6).
Menurut Rudy, AMT dari lima perusahaan itu akan disebar ke sejumlah titik di Indonesia. Beberapa di antaranya yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Sulawesi.
Untuk Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, Pertamina mengerahkan 1.203 orang. Jumlah ini lebih besar dari kebutuhan normal harian sebanyak 1.190 orang. Selain itu, ada tambahan dari sipil sebanyak 200 orang. Kemudian ada bantuan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Indonesia untuk membantu kelancaran. (Baca: Pertamina Rugi Rp 9,2 Triliun Jual Premium dan Solar Sejak Awal 2017)
Rudy mengatakan personel AMT dari lima perusahaan itu sudah terbukti karena dipilih melalui seleksi dan lolos dari persyaratan yang ada. Persyaratan pertama yakni tingkat kehadiran 100% selama masa evaluasi tiga bulan.
Kedua, kinerja yang sesuai standard performance. Ketiga, tidak adanya tindakan indisipliner pekerja. Keempat, dalam usia produktif. Kelima, kondisi fisik sehat. Keenam, kondisi fisik sehat. Ketujuh, lulus psikotes yang dilakukan oleh lembaga psikologi.
Di sisi lain, Rudy menjelaskan, pelaku aksi mogok adalah bagian dari mantan Karyawan PT Garda Utama Nasional yang jumlahnya sebanyak 350 orang. Mereka tergabung dalam Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI).
Karyawan tersebut dinyatakan tidak lolos masa percobaan selama tiga bulan karena tingkat kehadiran yang rendah dan tindakan indisipliner saat masa evaluasi. Jadi menurut Rudi, unjuk rasa yang dilakukan karyawan tersebut bertujuan menghambat dan mengganggu pasokan BBM nasional bagi masyarakat luas.
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FBTPI Wadi Atmawijaya membenarkan adanya mogok AMT mulai hari ini hingga 26 Juni 2017 di 11 depot yang tersebar di Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Untuk wilayah Jakarta, pemogokan dipusatkan di Depot Plumpang.
(Baca: Penjualan Pertalite Semakin Menggerus Konsumsi Premium)
Adapun beberapa tuntunan dari Awak Mobil Tangki ke Pertamina. Pertama, menjadikan semua Awak Mobil Tangki pekerja tetap di Pertamina Patra Niaga dan Elnusa Petrofil. Kedua, membatalkan PHK dan mempekerjakan kembali mereka yang diberhentikan sepihak di awal bulan ramadan kemarin. Ketiga, menagih upah lembur atas kelebihan 8 jam kerja yang dijalani AMT setiap hari.