Diprotes Investor, Arcandra Klaim Harga Jual Listrik EBT Menarik

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Teknisi melakukan perawatan instalasi panel listrik tenaga surya.
9/5/2017, 21.59 WIB

Alasannya, di wilayah itu harga BPP setempat di atas harga BPP nasional. Rata-rata nasional tahun 2016 mencapai US$ 7,39 sen per Kwh. (Baca: Jonan Gandeng Denmark Buat Peta Potensi Energi Angin di Indonesia)

Di tempat yang sama, Chairman of Legal, Policy Advocacy and Regulation Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Paul Butarbutar mengaku belum puas dengan kebijakan tarif EBT tersebut. Alasannya tarif BPP berubah setiap tahun sehingga dapat mengganggu keekonomian proyek.

Di sisi lain, BPP Indonesia bagian barat jauh lebih rendah dibandingkan Indonesia Timur. "Saya mau tanya bapak, bagaimana caranya harga ini bisa ekonomis?" kata dia. 

Menurut Arcandra, perubahan harga BPP tidak signifikan sehingga proyek EBT tetap ekonomis. Rata-rata  BPP nasional tahun lalu sebesar US$ 7,39 sen per kwh. Sementara itu pada tahun sebelumnya harganya masih berkisar US$ 7,45 sen per kwh. (Baca: Sulit Kerek Rasio Listrik, Biaya Sambungan di Pelosok Aceh Rp 150 Juta)

Sementara itu, perbedaan tarif BPP di tiap wilayah karena menyesuaikan dengan potensi energi di wilayah setempat. Jadi wilayah Timur dan Barat berbeda.

Halaman: