Di tempat yang sama, Minister of State for Power, Coal, New & Renewable Energy and Mines India Piyush Goyal mengatakan letertarikannya mengikuti lelang migas di Indonesia. Apalagi pemerintah dari kedua negara sudah beberapa kali berdialog terkait kerjasama investasi, termasuk di sektor hulu migas. 

Sayangnya Piyush masih belum mau menyebutkan secara spesifik blok migas yang diincar India.  "Banyak kesempatan di Indonesia untuk berinvestasi, seperti greenfield dan refinery," kata dia. (Baca: Ingin Gaet Investor, Pemerintah Tiru Meksiko Gratiskan Data Migas)

Tahun ini, rencananya Kementerian ESDM akan melelang 15 blok migas tahun ini. Perinciannya 10 blok konvensional dan lima blok nonkonvensional. Lelang akan dibuka pada perhelatan tahunan Indonesian Petroleum Association (IPA) bulan depan. Adapun mekanisme pelelangan blok migas konvensional terdiri penawaran reguler dan penawaran langsung.

Penawaran reguler terdiri dari tiga blok yakni Durian di Kepulauan Riau, East Tanimbar di Maluku, dan Memberamo di Papua. Sisanya melalui penawaran langsung, yakni Andaman I dan Andaman II di Aceh, Blok South Tuna di Kepulauan Riau, Blok Merak yang berlokasi diantara Banten dan Lampung, Blok Pekawai di Kalimantan Timur, Blok West Yamdena di Maluku, dan Blok Kasuri III di Papua Barat. 

(Baca: Pemerintah Lelang 15 Blok Migas Pakai Skema Gross Split)

Sementara untuk blok nonkonvensional terdiri dari dua blok shale hidrokarbon dan tiga blok gas metana batubara. Untuk blok shale hidrokarbon terdiri dari Jambi I dan Jambi II di Provinsi Jambi. Lelang jenis blok lainnya yakni Gas Metana Batubara terdiri dari  Raja, Bungawas, dan West Air Komering yang semuanya terletak di Sumatera Selatan. 

Halaman: