Bebas Kepentingan, Elia Massa Siap Dipecat Jika Melenceng

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik (kanan) berbincang dengan Direktur Keuangan Arief Budiman di sela-sela pemaparan kinerja keuangan Pertamina tahun 2016 di Jakarta, Kamis (16/3).
17/3/2017, 10.56 WIB

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik mengaku tidak memiliki kepentingan dalam menjalankan tugas barunya ini. Bahkan ia siap dicopot dari jabatannya kalau terbukti melenceng selama bertugas.

Menurut Elia, Pertamina adalah perusahaan yang bagus. Jadi dia tidak suka jika hanya sekadar menumpang hidup di perusahaan tersebut. “Kalau saya melenceng ditegur, bahkan jika perlu dipecat saja,'' kata dia dalam konferensi pers dengan media di Gedung Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (16/3). (Baca: Suara Lonjong Kabinet untuk Nakhoda Baru Pertamina)

Elia mengaku selama ini dirinya tidak berafiliasi dengan partai politik mana pun, sehingga murni dari kalangan profesional. Untuk itu, Direksi Pertamina lainnya juga  tidak boleh ada konflik kepentingan dalam menjalankan tugasnya dan harus solid.

Kesolidan antar direksi ini dibutuhkan karena Pertamina memiliki tugas besar dalam mewujudkan ketahanan energi melalui beberapa programnya dari hulu sampai hilir. Jadi, kesolidan ini menjadi kunci utama dalam membina kerja sama tim di perusahaan.

Elia berjanji di bawah kepemimpinannya, Pertamina bisa menjadi perusahaan kelas dunia lebih cepat. Syaratnya, adalah penataan sumber daya manusia. ''Saya percaya dengan akselerasi Pertamina bisa  mencapai the real world class company dalam waktu lebih cepat,'' kata dia. (Baca:  Menteri Rini Targetkan Laba Pertamina Saingi Shell dan Chevron)

Selain sumber daya manusia, teknologi juga memiliki peranan penting dalam beberapa proyek Pertamina. Penggunaan teknologi ini juga harus dengan biaya yang efisien sehingga energi bisa terjangkau juga untuk masyarakat.

Mengenai rencana pembentukan induk usaha (holding) yang masih digodok pemerintah, Elia menyambut baik hal itu. Dengan holding maka anak usaha Pertamina, yakni Pertamina Gas (Pertagas) dengan PGN bisa terintegrasi dengan baik dan efisien. (Baca: Bantah Kabinet Pecah soal Dirut Pertamina, Luhut: Kita Sepaham)

Salah satu contohnya adalah integrasi mengenai aset berupa pemakaian pipa gas.  ''Yang tadinya bangun pipa 10 macam, karena integrasi kami bisa buat satu komando saja. Sehingga lebih efisien dari segi investasi,'' kata Elia.