Pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) berencana menambah impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau elpiji dari Iran.  Hal ini telah dibicarakan antara Pertamina dengan perusahaan minyak negara Iran atau National Iranian Oil Company (NIOC) saat kunjungan bilateral beberapa waktu lalu.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM I.G.N Wiratmaja Puja mengatakan, rencananya Pertamina tahun depan akan menambah elpiji dari Iran. "Kalau bisa satu juta metrik ton," kata dia di Jakarta, Rabu (1/3). (Baca: Indonesia Dapat Diskon Beli Elpiji dari Iran)

Ia berharap, Iran dapat memberikan harga murah untuk Pertamina. Apalagi kedua perusahaan itu telah bekerja sama sebelumnya. Mereka telah menandatangani perjanjian induk atau Head of Agreement (HoA) di Teheran, Iran, Mei 2016.

Dalam perjanjian itu, Pertamina mendapat kuota impor elpiji dari Iran. Pengiriman pertama telah dilakukan tahun lalu sebanyak 2 kargo. Tahun ini  pengiriman akan bertambah sebanyak 12 kargo. Alhasil, total volume impor mencapai 600 ribu mt. (Baca: Pertamina Mulai Angkut LPG dari Iran)

Senior Vice President Integrated Supply Chain Pertamina Daniel Syahputra Purba membenarkan adanya rencana kerja sama impor elpiji kembali dari Iran. Perusahaan pelat merah ini menginginkan volume impor elpiji dari Iran bisa meningkat tahun depan.


Impor LPG Indonesia 2003-2013

"Syukur-syukur bisa lebih dari satu juta mt, namun tergantung dari ketersediaan volume dari Iran untuk Indonesia," kata dia kepada Katadata, Kamis (2/3). (Baca: Iran Jadi Pemasok Baru LPG untuk Indonesia)

Daniel mengatakan impor ini memang dibutuhkan lantaran untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi elpiji domestik. Tahun ini konsumsi elpiji diprediksi mencapai tujuh juta mt. Angka tersebut akan terus meningkat pada tahun-tahun ke depan.