Selain kilang minyak di Cilacap, Pertamina dan Saudi Aramco, juga awalnya memiliki kerja sama pengembangan Kilang Balongan dan Dumai. Penandatanganan nota kesepahaman kerja sama untuk tiga kilang ini dilakukan pada 10 Desember 2014.


Proyeksi Pembangunan Kilang BBM Pertamina 2015-2025

Setelah itu kedua belah pihak menandatangani Head of Agreement (HoA) pada 26 November 2015 dan berlaku selama satu tahun. Setelah ada kesepakatan itu, seharusnya 26 November 2016, sudah ada tindak lanjut yakni pembentukan perusahaan mitra.

Namun, sampai batas waktu HoA habis, tidak ada titik antara Pertamina dan Saudi Aramco. Pertamina ingin proyek kilang, terutama Balongan, digarap secepatnya. Di sisi lain Saudi Aramco tidak sepakat dengan keinginan Pertamina tersebut. 

Jika tidak segera digarap, Kilang Balongan akan kekurangan pasokan bahan baku. Selama ini bahan bakunya berasal dari Kilang Balikpapan yang juga sedang memulai proses modernisasi. Artinya dia tidak lagi memproduksi nafta. Jadi, Kilang Balongan juga harus modernisasi supaya tidak lagi bergantung nafta.

Untuk informasi, proyek kilang Balongan adalah peningkatan kompleksitas dan kapasitas dari 125 ribu bph menjadi 280 ribu bph. Proyek ini ditargetkan rampung pada 2023 dengan investasi US$ 2,7 miliar. (Baca: Lebih 50 Investor Lokal dan Asing Berebut Proyek Kilang Bontang)

Sedangkan proyek Kilang di Dumai tambahan kapasitasnya dari 175 ribu bph menjadi 300 ribu bph. Harapannya bisa selesai pada 2023 dan investasi US$ 4,2 miliar. 

Halaman: