Menteri BUMN Rini Soemarno akhirnya buka-bukaan perihal latar belakang dan alasan pencopotan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama Ahmad Bambang. Keputusan itu berdasarkan evaluasi dari Dewan Komisaris karena ketidakharmonisan di antara dua direktur Pertamina tersebut.
Rini mengakui keputusan pencopotan nakhoda Pertamina itu merupakan keputusan mendadak. Ia mendapat laporan dari dewan komisaris tentang adanya dualisme kepemimpinan di perusahaan pelat merah itu. (Baca: Buntut 'Matahari Kembar', Dirut dan Wakil Dirut Pertamina Dicopot)
Ketidakharmonisan Dwi dan Ahmad terendus oleh Dewan Komisaris Pertamina saat beberapa kali rapat dan wawancara langsung dengan seluruh direksi. "Mereka (komisaris) memberikan usulan bahwa masalah kepemimpinan ini sudah awkward (kebablasan) dan bisa mengganggu kestabilan Pertamina," kata Rini saat konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2).
Ia mencontohkan, pengambilan keputusan di dalam rapat direksi. "Kalau yang satu tidak setuju dengan yang lain, jadi jalan sendiri. akhirnya kan bukan teamwork." Padahal, Pertamina membutuhkan harmonisasi untuk menjaga kestabilan bisnisnya. Apalagi, Pertamina merupakan BUMN yang penting karena memiliki aset serta pinjaman luar negeri yang besar.
(Baca: Dianggap Biang Masalah, Posisi Wakil Dirut Pertamina Dihapuskan)
Namun, Rini membantah ketidakharmonisan hubungan direksi Pertamina karena ada penambahan posisi wakil direktur utama. Penambahan direksi ini merupakan hasil analisa dari Dewan Komisaris, karena melihat tanggung jawab sangat besar jika hanya dibebankan satu pimpinan. Pertamina tengah mengerjakan banyak proyek besar, seperti kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga, hingga proyek kilang baru dan revitalisasi kilang.
"Kalau saya melihat, maaf ya Pak Dwi (dan) Pak Bambang, masalahnya personality," ujar Rini. Ia menunjuk contoh di sektor perbankan yang memiliki stuktur kepemimpinan direktur utama dan wakil direktur utama, namun tidak menimbulkan masalah.
Berdasarkan pertimbangan itulah, Rini kemudian melaporkan ke Presiden Joko Widodo untuk mengambil langkah penyelesaian. "Beliau (Jokowi) sepakat bahwa keadaan ini membahayakan Pertamina," kata dia. (Baca: Sudirman Said Soroti Kepentingan di Balik Pencopotan Dirut Pertamina)
Setelah melapor Presiden, Rini akhirnya memutuskan mencopot keduanya, meskipun harus bersedih dengan keputusan tersebut. Apalagi, dia mengaku merupakan salah seorang yang mendukung Dwi Soetjipto maju menjadi orang nomor satu di Pertamina pada 2014.