Pemerintah mendorong PT Pertamina (Persero) untuk membeli gas bumi dari Blok Masela. Tujuannya mempercepat pengembangan blok tersebut lantaran hingga kini belum ada kepastian mengenai pembeli gas.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sudah menawarkan gas Masela kepada Pertamina. Pertamina diminta membeli karena ada alokasi gas 474 mmscfd untuk dalam negeri. "Mungkin sebagian gasnya dibeli Pertamina, nanti sebagian lagi dibeli perusahan-perusahaan dalam negeri lainnya," kata dia usai rapat membahas Blok Masela di Jakarta, Kamis (26/1).
(Baca: Pemerintah Bangun Pusat Industri Petrokimia di Bintuni dan Masela)
Selain Pertamina, dalam rapat tersebut juga hadir Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar dan manajemen Inpex dan Shell sebagai pengelola Blok Masela. Selain mengenai pembeli gas, rapat juga membahas tentang beberapa hal yang masih menjadi kendala pengembangan blok kaya gas di Laut Arafura itu.
Kendala tersebut misalnya peningkatan kapasitas produksi Blok Masela. Seperti diketahui, Inpex menginginkan Blok Masela ingin alokasi 9,5 juta ton per tahun (mtpa) untuk gas cair (LNG) dan 150 juta kaki kubik per hari (mmscfd) untuk alokasi gas pipa bagi industri hilir. Sedangkan pemerintah hanya menawarkan 7,5 mtpa untuk LNG ditambah 470 mmscfd untuk gas pipa.
Hal lainnya yang belum sepakat adalah masa moratorium kontrak. Perusahaan asal Jepang ini meminta moratorium 10 tahn, tapi pemerintah hanya menyetujui pemberian masa kontrak yang hilang selama 7 tahun. (Baca: Produksi Belum Sepakat, Proyek Blok Masela Terancam Mundur)
Sampai saat ini pembahasan mengenai masalah tersebut masih buntu. Sehingga, pemerintah dan pengelola Blok Masela akan duduk bersama lagi untuk menyepakati hal tersebut. "Senin depan lapor ke saya (Inpex), Insya Allah kita putuskan," kata Luhut.
Sementara Juru Bicara Inpex Usman Slamet berharap proyek Masela dapat segera berjalan, meskipun masih ada beberapa hal yang belum sepakat. "Memang ini tidak sederhana dan butuh waktu, tapi kita usahakan kesepakatan jalan," kata dia. (Baca: Rapat dengan Luhut, Inpex: Kesepakatan Masela Masih Butuh Waktu)
Sementara itu Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan hingga kini belum ada komitmen pasti mengenai pembeli gas dari hasil produksi Blok Masela, meskipun ada beberapa perusahaan yang mengajukan ketertarikannya. Padahal pembeli gas ini penting untuk mengetahui kapasitas kilang yang akan dibangun Inpex. “Ada komitmennya tidak,” kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (26/1).
Informasi yang diperoleh Katadata, ada tiga perusahaan yang akan menikmati gas dari Lapangan Abadi Blok Masela. Mereka adalah PT Pupuk Indonesia dengan alokasi 214 mmscfd, Elsoro Multi Prima sebanyak 160 mmscfd dan Kaltim Metanol Industri/Sojitz (KMI) sebesar 100 mmscfd. Jika dijumlahlahkan, alokasi untuk tiga perusahaan tersebut mencapai 474 mmscfd atau sekitar 3 juta ton per tahun (mtpa).