Pemerintah meluluskan sebagian besar permintaan insentif yang diajukan Inpex Corporation untuk mengembangkan Blok Masela. Meski begitu, tingkat pengembalian investasi (Internal Rate of Return /IRR) blok kaya gas di Laut Arafura itu belum sampai 15 persen sesuai dengan keinginan Inpex.

Menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, meski tidak mencapai 15 persen, IRR Blok Masela masih dalam tahap wajar. “Kami tidak pernah mematok mematok IRR 15 persen. Kurang dari itu,” kata dia di Jakarta, Kamis (5/1). (Baca: DPR Peringatkan Insentif Blok Masela Jangan Merugikan Negara)

Ia juga mengaku, Inpex selaku operator Blok Masela tidak keberatan dengan besaran IRR di bawah 15 persen. Namun, saat ini, Kementerian ESDM  masih menunggu respons dari Inpex mengenai tawaran insentif di Blok Masela.

Menurut Arcandra, Kementerian Energi belum menerima surat jawaban dari Inpex soal tawaran insentif itu. Padahal, sebelumnya pemerintah sudah menawarkan beberapa insentif. “Kami menunggu surat Inpex, tentang apa yang sudah disetujui,” ujar dia.

Ia menjelaskan sejumlah insentif yang telah disepakati pemerintah untuk pengembangan Blok Masela.  Pertama,  kapasitas produksi Blok Masela disepakati meningkat menjadi 7,5 mtpa tambah 470 Million Metric British Thermal Unit (MMBTU).

(Baca: Penambahan Kapasitas Produksi Perpendek Umur Blok Masela)

Kedua, moratorium masa kontrak Inpex selama tujuh tahun karena harus mengubah skema pengembangan dari kilang pengolahan di laut menjadi di darat. Padahal, Inpex semula meminta moratorium selama 10 tahun. "Prinsipnya adalah win-win. Menurut kami sudah sepakat," kata Arcandra. 

Manajemen Inpex juga belum berkomentar mengenai hal ini. Vice President Corporate Services Inpex Corporation Nico Muhyiddin belum membalas pesan singkat yang disampaikan Katadata, Kamis (5/1).

Inpex sebenarnya menginginkan agar kapasitas produksi Blok Masela bisa meningkat menjadi 9,5 juta ton per tahun (mtpa) agar IRR  mencapai 15 persen. Selain itu, mereka menginginkan moratorium kontrak selama 10 tahun. Artinya, kontrak yang seharusnya berakhir 2028 mundur menjadi tahun 2038. (Baca: Pemerintah Tawarkan 7 Tahun Moratorium Kontrak Blok Masela)

Blok Masela dikelola oleh Inpex Masela Limited dan Shell Upstream Overseas Services. Kontrak kerja samanya telah ditandatangani pada 16 November 1998. Cadangan gas di blok ini sekitar 10,7 triliun kaki kubik.