Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang kepada investor untuk menjadi mitra PT Pertamina (Persero) di Kilang Bontang, Kalimantan Timur. Bahkan swasta bisa mendapatkan kepemilikan mayoritas di kilang tersebut.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan investor bisa memiliki saham hingga 80 persen di Kilang Bontang, dan sisanya dimiliki Pertamina. "Tidak perlu Pertamina harus mayoritas dalam penugasan," kata dia di Kementrian ESDM, Jakarta, Jumat (16/12). (Baca: Skema Berubah, Pemerintah Tawari Iran Garap Kilang Bontang)

Salah satu alasan investor bisa mendapatkan saham kepemilikan lebih besar karena sumber pendanaannya tidak hanya berasal dari kas Pertamina. Investor yang menjadi mitra Pertamina ini bisa juga menanggung pendanaan.

Awalnya, pembangunan kilang ini menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Namun, melalui  Keputusan Menteri ESDM Nomor 7935 K/10/MEM/2016, skema tersebut berubah menjadi penugasan ke Pertamina. 

Menurut Arcandra, salah satu pertimbangan pemerintah memutuskan pembangunan Kilang Bontang menggunakan skema penugasan agar proses komersialisasinya bisa lebih cepat. Sebab pada tahun-tahun mendatang, kebutuhan akan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri terus meningkat. (Baca: Aturan Terbit, Jonan Tugaskan Pertamina Bangun Kilang Bontang)

Jika menggunakan skema KPBU, maka proses komersialisasi memakan waktu 24 bulan, sedangkan dengan skema penugasan hanya memakan waktu enam sampai delapan bulan. "Ini sesuai dengan arahan bapak Presiden, " kata dia.

Pertamina (Persero) menyambut baik keputusan perubahan skema pembangunan kilang minyak tersebut.  Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro bahkan optimis dapat mempercepat pembangunan Kilang Bontang. (Baca: Dapat Penugasan, Pertamina Kebut Bangun Kilang Bontang)

Dengan penugasan ini, pemilihan mitra pembangunan kilang ditargetkan dipercepat menjadi akhir 2017. Pertamina juga segera mempersiapkan bankable feasibility study (BFS) yang juga ditarget selesai pada 2017. Apabila BFS selesai, Pertamina berharap awal 2018 penyiapan lahan sudah bisa dimulai sehingga pekerjaan fisik NGRR Bontang bisa dimulai tepat waktu pada akhir 2019 dan selesai pertengahan 2023.