PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menandatangani perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan PT Rezeki Perkasa Sejahtera. Perjanjian ini dalam rangka pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa di Provinsi Kalimantan Barat.
Pembangkit ini menggunakan tenaga dari hasil pemanfaatan cangkang kelapa sawit, sebagai sumber bahan bakarnya. Nilai investasi untuk membangun pembangkit ini sebesar Rp 250 miliar. Adapun proses pengerjaannya membutuhkan waktu 14 bulan dan akan mulai beroperasi Desember tahun depan.
Proses tandatangan PPA ini dilakukan oleh General Manager PLN Wilayah Kalimantan Barat Bima Putra Jaya bersama Direktur Utama PT Rezeki Perkasa Sejahtera, Lestari Suhendera. (Baca: Kalla Perintahkan Realisasi Listrik Berbasis Energi Terbarukan)
Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan Djoko R. Abumanan mengatakan bahwa PLN mendukung pengembangan dan pemanfaatan sumber-sumber energi baru terbarukan untuk pembangkit listrik. Pembangkit yang berlokasi di Desa Wajok, Siantan, Kabupaten Mempawah ini merupakan pembangkit biomassa pertama yang dibangun di Kalimantan Barat.
Menurutnya potensi biomassa di Kalimantan sangat melimpah. Selain waktu pengerjaan yang relatif singkat, pembangkit ini bisa dibangun dekat dengan transmisi listrik milik PLN yang sudah ada. “Sehingga begitu produksi, listriknya langsung disalurkan,” ujar Djoko dalam keterangan resmi PLN, Jakarta, Jumat (9/9).
Pembangkit biomassa ini akan memproduksi sekitar 70 juta kilowatt hour (kWh) dalam setahun dengan menggunakan 98.400 ton limbah cangkang sawit sebagai bahan bakar. Listrik yang dihasilkan disalurkan melalui jaringan 20 kilo Volt (kV) sepanjang 5,6 kilometer sirkuit (kms) dari titik interkoneksi Gardu Induk (GI) Siantan ke sistem Khatulistiwa.
(Baca: PLN Siapkan Enam Langkah Tingkatkan Listrik Perdesaan)
Sebagai informasi, saat ini, sistem listrik Khatulistiwa melayani pelanggan PLN di Pontiantak, Kubu Raya, Mempawah, Singkawang, Pembangkat, dan Sambas. Memiliki daya mampu rata-rata 305 megawatt (MW) dengan beban puncak rata-rata mencapai 300 MW.
Selain memperkuat pasokan listrik di Kalimantan Barat, pembangkit biomassa ini akan menjadi ikon baru yang dapat dibanggakan masyarakat Kalimantan Barat. Karena menjadi salah satu percontohan mesin pembangkit yang memanfaatkan limbah cangkang sawit sebagai sumber energi baru dan terbarukan.