PT Pertamina (Persero) resmi menandatangani Kesepakatan kerangka kerja sama atau framework agreement di sektor migas dengan Rosneft Oil Company. Dalam kesepakatan ini, Rosneft mendapat kesempatan membangun Kilang Tuban, sedangkan Pertamina juga bisa mengelola blok migas di Rusia.
Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto mengatakan Pertamina sedang mengkaji kemungkinan mengakuisisi paling sedikit dua blok migas di Rusia. Keduanya merupakan blok migas yang dimiliki oleh Rosneft. (Baca: Kontrak Kilang Tuban Diteken, Pertamina: 6 Alasan Pilih Rosneft)
“Dalam agreement memang sudah ditetapkan dalam 8 bulan ini paling tidak untuk dua blok yang ekslusif untuk kami ambil masing-masing 15 persen,” ujar Dwi saat ditemui di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis malam (26/5).
Meski hanya mendapat dua blok migas, Pertamina menginginkan untuk bisa menggarap lebih banyak lagi. Targetnya adalah mendapat tambahan produksi minyak sebesar 35 ribu barel per hari (bph) dan cadangan minyak sebesar 200 juta barel.
Pertamina juga menargetkan dalam Sembilan tahun ke depan produksi minyak yang dihasilkan dari ladang migas di luar negeri meningkat lebih dari lima kali lipat menjadi 600 ribu bph. Saat ini produksi Pertamina dari ladang minyak di tiga negara hanya 85 ribu bph. (Baca: Empat Perusahaan Besar Rusia Sampaikan Minat Investasi ke Jokowi)
Kerjasama di hulu Rusia ini sangat penting bagi pasokan energi di Indonesia kedepannya. Dwi berharap adanya kesepakatan ini bisa menyelesaikan masalah defisit minyak mentah yang selama ini terjadi di dalam negeri. Tambahan blok migas baru di luar negeri, akan menambah kekuatan energi Indonesia.
Vice-President for Refining Petrochemicals, Commerce and Logistics Rosneft Didier Casimiro membenarkan hasil kesepakatan yang diungkapkan oleh Dwi. Namun, dia masih belum bisa untuk membocorkan dua blok yang akan digarap oleh Pertamina.
Rosneft pun memberikan peluang kepada Pertamina untuk menggarap blok migas lain, selain dua blok yang masuk dalam kesepakatan ini. “Kami akan terbuka ke Pertamina apabila memang ingin masuk ke blok pengembangan,” ujar Casimiro. (Baca: Selain Tuban, Pertamina Tawarkan Rosneft Garap Kilang Lainnya)
Sebagai informasi, kerja sama hulu migas ini merupakan bagian dari kerja sama pembangunan kilang Tuban antara Pertamina dengan Rosneft. Dalam proyek ini, kedua perusahaan akan membentuk usaha patungan yang 55 sahamnya milik Pertamina dan sisanya Rosneft.
Pertamina dan Rosneft belum bisa memastikan berapa nilai total investasi untuk proyek Kilang Tuban, karena masih harus melakukan perhitungan yang lebih spesifik. Perkiraan sementara, investasi yang dibutuhkan mencapai US$ 13 miliar.
Menurut Dwi, ada enam pertimbangan terpilihnya Rosneft menjadi mitra kerja Pertamina. Pertama, kemampuan untuk menyuplai minyak mentah atau crude.Dalam hal ini, Rosneft memiliki sumber crude yang sangat besar. Kedua, aspek finansial di mana keuangan harus kuat untuk menjamin investasi.