Presiden Minta Menteri dan Menko Cari Solusi Megaproyek Listrik

Joko Widodo KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis: Yura Syahrul
19/8/2015, 15.43 WIB

Sebelumnya, saat acara serah terima jabatan Menko Maritim yang baru, Kamis pekan lalu (13/8), Rizal Ramli menganggap proyek listrik 35.000 MW tersebut tidak realistis. Apalagi, ditambah dengan proyek listrik 7.000 MW di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang hingga kini masih belum tuntas. ?Jadi totalnya 42.000 MW itu sulit dicapai dalam waktu lima tahun,? katanya.

Rizal akan meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dan Dewan Energi Nasional (DEN) untuk mengkaji ulang rencana megaproyek tersebut. ?Mana saja yang betul-betul masuk akal." (Baca: Sudirman-Rizal Beda Pendapat Soal Proyek Listrik 35.000 MW)

Pernyataan Rizal itu memantik pro dan kontra di internal pemerintahan. Sudirman yakin proyek pembangkit listrik 35.000 MW akan bisa diwujudkan. Adanya berbagai kendala, seperti pembebasan lahan dan perizinan yang rumit, bukan menjadi alasan untuk mengurangi target tersebut. "Tapi mencari cara bagaimana target itu terpenuhi,? katanya.

Sedangkan Jusuf Kalla menilai Rizal tidak paham tentang proyek pembangkit listrik itu. Meski tak masuk akal, kata Wakil Presiden, menteri harus punya banyak akal untuk merealisasikannya. Pernyataan tersebut kembali dibalas oleh Rizal. Ia ?menantang? Jusuf Kalla untuk mendiskusikan persoalan itu di depan publik.

Namun, Jokowi enggan menanggapi perdebatan di antara menteri dan wakil presiden tersebut. ?Kalau urusan seperti itu, saya tidak akan jawab. Urusan saya, urusan bekerja untuk menyelesaikan masalah,? tandasnya.

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait