Inilah Blok Migas yang Sedang Diincar Pertamina

KATADATA
Blok Sanga-Sanga
Penulis: Safrezi Fitra
28/5/2015, 18.27 WIB

Awalnya Vico bernama Huffington Company Indonesia (Huffco), yang didirikan pada 1958 oleh pengusaha Amerika Serikat Roy Huffington. Sepuluh tahun kemudian bersama rekannya, Jenderal Arch Sproul, Huffington meneken kontrak pertama dengan Pertamina dengan wilayah kerja seluas 631.000 hektare di delta Sungai Mahakam, yakni Blok Sanga-Sanga.

Huffco menggarap lahan konsesi ini bersama Ultramar Indonesia Limited, Union Texas East Kalimantan Limited, dan Universe Tankships Inc. Saat eksplorasi pertama dilakukan pada 1972, Huffco tidak menemukan cadangan minyak, melainkan gas alam. Sumur baru yang dinamakan Lapangan Badak di blok tersebut, merupakan salah satu yang memiliki cadangan gas terbesar.

Pada April 1990, Pertamina memperpanjang kontrak Huffco selama 20 tahun, yang berlaku mulai Agustus 1998 hingga Agustus 2018. Saat itu Huffco menjual 20 persen sahamnya kepada Chinese Petroleum Corporation (CPC) dan berganti nama menjadi Vico. Dengan penjualan tersebut Union Texas dan Ultramar menjadi pemegang saham mayoritas di Vico.

(Baca Ekonografik: Proyek Migas Masa Depan)

Meski beralih kepemilikan, kontrak bagi hasil dengan Pertamina tidak berubah. Pada kontrak tahap dua ini, banyak perusahaan yang masuk ke Blok Sanga-Sanga, dengan mengakuisisi perusahaan lama yang sudah bekerjasama dengan Vico.

BP masuk dalam Blok Sanga Sanga dengan mengakuisisi ARCO. Dua tahun kemudian, Eni masuk dengan mengakuisisi Lasmo. Kedua perusahaan ini mendapat working interest 37,8 persen dalam blok tersebut.

Mitra lainnya adalah OPIC Oil, (yang terafiliasi dengan CPC) memiliki 20 persen dan konsorsium Jepang Universe Oil & Gas memegang 4,4 persen working interest. Sedangkan sisanya dipegang Vico.

Halaman:
Reporter: Safrezi Fitra