PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN, terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan dalam memproduksi listrik. Salah satunya dengan air limpahan dari Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Hanga-Hanga di Luwuk, Sulawesi Tengah yang menghasilkan listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro.
Pikohidro merupakan salah satu alternatif pembangkit listrik skala kecil yang membutuhkan jatuhnya air dari ketinggian 4 meter guna menggerakan turbin sehingga cocok untuk daerah di sekitar aliran sungai. Pembangkit tersebut dapat digunakan untuk mengaliri listrik untuk 20 kepala keluarga dengan daya 450 VA.
PLTM Hanga-Hanga sendiri telah beroperasi sejak 1987 dengan kapasitas terpasang 1.600 kiloWatt (kW). PLN memanfaatkan limpahan air dari PLTM Hanga-hanga ini untuk menghasilkan listrik kembali melalui Pikohidro berkapasitas 2 x 10 kW.
(Baca: PLN Sebut 18 Ribu Pelanggan Berminat Tambah Daya Listrik)
Direktur Regional Bisnis Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, Syamsul Huda menjelaskan pihaknya terus berkomitmen untuk menodorng penggunaan energi hijau.
"Kami coba membuat terobosan dalam menghasilkan listrik dengan memanfaatkan potensi yang ada, salah satunya melalui pikohidro ini,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Minggu (19/20).
Adapun, listrik yang dihasilkan dari pikohidro ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pasokan listrik dan digunakan sebagai sumber listrik penerangan jalan desa di sekitar lokasi PLTM.
Sistem kelistrikan Luwuk sendiri memiliki beban puncak sebesar 18 megawatt (MW), yang mana 37% pasokan menggunakan energi terbarukan tenaga air yaitu PLTM Hanga-Hanga, PLTM Kalumpang, PLTM Hanga-Hanga II dan PLTM Lambangan.
Dengan potensi yang ada tersebut, pihaknya terus berupaya untuk mendorong penggunaan pikohidro dengan memanfaatkan air limpahan PLTM. Pemanfaatan dilakukan di daerah terpencil yang memiliki potensi air untuk menghasilkan tenaga listrik.
"Kami terus melakukan eksplorasi mencari daerah-daerah yang memiliki potensi air guna menghasilkan listrik melalui pikohidro ini, khususnya daerah-daerah terpencil di Sulawesi dan Papua, termasuk di sekitar Luwuk," kata Huda.
Selain di Luwuk, PLN sebelumnya telah menggunakan pikohidro untuk menghasilkan listrik, di Taman Mudal Kulon Progo, Yogyakarta berkapasitas 8 kW, Taman Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat dengan kapasitas 4 kW. Lalu, di Kwedamban, Borme, Pegunungan Bintang, Papua, dengan kapasitas 1 kW.
Hingga Mei 2020, secara nasional kapasitas pembangkit EBT perusahaan telah mencapai 7.963 MW. Perusahaan listrik negara ini pun menargetkan bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025.