BP Indonesia kembali menambah jumlah pekerja di proyek Tangguh Train III. Keputusan itu diambil untuk mempercepat produksi proyek yang berada di Papua tersebut.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas mencatat jumlah pekerja proyek Tangguh Train II pada Maret 2020 mencapai 13 ribu orang. "Kemudian turun sampai 6.000 orang. Mulai awal Juli 2020 naik lagi secara bertahap, sekarang sekitar 7.500 pekerja," kata Julius kepada Katadata.co.id, Senin (20/7).
Lebih lanjut, Julius menjelaskan, penambahan jumlah pekerja proyek tetap mematuhi protokol kesehatan. Di sisi lain, penambahan jumlah pekerja itu diharapkan mampu mempercepat pengembangan proyek.
Julius bahkan berharap proyek tersebut bisa mulai produksi pada kuartal keempat 2021. Hal itu sejalan dengan target Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto yang menginginkan BP menyelesaikan proyek Tangguh Train III pada tahun depan.
Secara keseluruhan pengerjaan proyek Tangguh Train III saat ini telah mencapai 83,7%. "SKK Migas mendesak BP untuk tetap komitmen dari rencana onstream 2020 ke 2021, berjuang untuk bisa capai onstream 2021," ujar Dwi dalam konfrensi pers, Jumat (17/7).
Sebelumnya, Head of Country BP Indonesia Moektianto Soeryowibowo mengatakan pengerjaan proyek Tangguh Train III terus berjalan di tengah pandemi corona. Pihaknya pun terus memastikan kesehatan dan keamanan para pekerja proyek.
Moektianto pun mengatakan pihaknya berencana menambah jumlah pekerja menjadi 7.700 orang secara bertahap. Keputusan tersebut diambil setelah mengkaji penerapan pembatasan sosial selama 12 minggu.
"Kami terus analisa dan evaluasi segala hal untuk terus mempertahankan kualitas eksekusi proyek," kata dia.
Proyek Tangguh memiliki enam lapangan gas di Blok Wiriagar Berau dan Muturi yang terletak di Teluk Bintuni, Papua Barat. Proyek Tangguh sudah memiliki dua Train dengan kapasitas masing-masing 3,8 juta ton per tahun (MTPA). Dengan beroperasinya Train 3, total kapasitas proyek pengolahan gas ini akan mencapai 11,4 juta MTPA.