PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berharap dapat bersinergi dengan BUMN tambang milik Mining Industry Indonesia (MIND ID), pasca-ditekennya perjanjian jual beli 20% saham oleh kedua belah pihak. Dalam hal ini Vale ingin bersinergi dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam yang juga memproduksi nikel.
Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto menjelaskan masuknya MIND ID tak hanya dapat memperkuat hubungan perusahaan dengan pembuat kebijakan, tetapi juga mendorong adanya sinergi dengan Antam.
"Diharapkan ada sinergi yang bisa dilakukan dengan BUMN lainnya seperti Antam, strategi lagi ekspor dukung rencana perusahaan," ujarnya dalam paparan Public Expose LIVE 2020, Rabu (26/8).
Sementara, Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter menyebut dengan masuknya MIND ID sebagai pemegang saham diharapkan dapat membantu perusahaan dalam merampungkan berbagai persoalan seperti perizinan.
Apalagi saat ini beberapa orang yang pernah menduduki jabatan di pemerintahan juga menjadi Wakil Presiden Komisaris Utama dan Komisaris Independen perusahaan.
"Kami lihat ke depan proyek kami terkait izin yang beberapa tahun diharapkan pemerintah mengetahui ini. Isu yang harus di-address pemerintah, BKPM juga bantu kami," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, perjanjian pembelian saham dilakukan antara MIND ID dengan Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd selaku pemegang saham Vale Indonesia. Penandatanganan perjanjian ini adalah langkah awal dimulainya kerja sama strategis jangka panjang antara MIND ID dan Vale Indonesia.
Akuisisi ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas MIND ID dalam pengelolaan cadangan mineral strategis Indonesia serta mendorong hilirisasi industri pertambangan nasional.
Vale Canada Limited akan melepas 14,9% dan Sumitomo Metal Mining 5,1% kepemilikan saham di Vale Indonesia seharga Rp 2.780 per saham atau senilai total Rp 5,52 triliun. Transaksi penjualan ini ditargetkan rampung pada akhir tahun 2020.
Setelah transaksi rampung , maka komposisi kepemilikan saham Vale Indonesia akan berubah, yakni 44,3% masih dikuasai Vale Canada, 20% dimiliki MIND ID, Sumitomo Metal Minung 15%, dan 20,7% saham sisanya dimiliki publik.
Indonesia merupakan negara dengan cadangan bijih nikel terbesar di dunia. Sekitar 32,7% cadangan nikel dunia ada di Tanah Air. Demi menjaga ketahanan cadangan mineral ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan ekspor bijih nikel dengan kadar 1,7%. Kebijakan ini mulai diberlakukan per Januari 2019.