Badai Siklon Tropis Seroja Padamkan Listrik, PLN Perbaiki 359 Gardu
Badai siklon tropis Seroja di Provinsi Nusa Tenggara Timur menghantam ribuan gardu listrik yang menyebabkan wilayah Kupang dan sekitarnya terputus aliran listrik. PT Perusahaan Listrik Negara alias PLN menyatakan hingga kini berhasil membenahi 359 gardu listrik sehingga lebih dari 47 ribu pelanggan kini dapat mengakses listrik kembali.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, Agustinus Jatmiko mengatakan dalam proses pemulihan kelistrikan, perusahaan memprioritaskan keamanan dan keselamatan warga sekitar. "PLN sedang bekerja tanpa henti memperbaiki jaringan listrik yang terputus dan inventaris kerusakan guna percepat penyaluran kelistrikan ke rumah warga," kata Agustinus dalam keterangan tertulis, Selasa (6/4).
Badai siklon tropis Seroja menghantam 2.410 gardu yang tersebar di Kupang, Flores Bagian Barat, Flores Bagian Timur, dan Sumba padam. Kondisi wilayah yang porak poranda akibat terjangan badai menyebabkan kerusakan cukup berat pada infrastruktur kelistrikan.
Beberapa daerah yang telah menyala saat ini yaitu daerah BTN Kolhua, Oebufu sebagian, Oepoi, Sebagian Cak Doko, Telkom Kandaptrapton dan Telkom Public Service. "Selebihnya akan bertahap menyala sesudah pembersihan pohon tumbang dan perbaikan," ujar Agustinus.
Perusahaan setrum pelat merah ini akan memulihkan aliran listrik di wilayah yang tak lagi mengalami banjir. Di daerah yang masih terdapat genangan banjir, PLN belum dapat menyalakan aliran listrik demi keselamatan warga.
Ia mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap bahaya listrik ketika musim hujan dan terjadi banjir. Apabila air mulai masuk ke rumah, warga secara mandiri dapat mematikan listrik dari Mini Circuit Breaker (MCB) pada kWh meter. Masyarakat sekitar juga disarankan menghubungi PLN melalui aplikasi PLN Mobile.
Banjir NTT yang terjadi sejak akhir pekan lalu telah menelan lebih dari 100 korban jiwa dan membuat lebih dari 8.000 orang mengungsi. Cuaca ekstrem dampak siklon tropis Seroja masih berpotensi terjadi di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa hari ke depan.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Senin (5/4), pukul 23.00 WIB sebanyak 2.019 keluarga atau 8.424 warga mengungsi. Selain itu, 1.083 keluarga atau 2.683 warga lainnya terdampak.
Warga yang mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT. Pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 keluarga) , Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 keluarga), Sumba Barat 284 (63 keluarga) dan Flores Timur 256 jiwa.
Jumlah warga meninggal dunia (MD) berjumlah 128 orang selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut. Siklon tropis ini terjadi di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor.