Pemerintah perlu usaha ekstra dalam merealisasikan target produksi minyak 1 juta barel di tahun 2030. Mengingat waktu yang tersedia untuk mencapai target tersebut hanya tersisa sembilan tahun lagi.
Hingga Maret 2021, realisasi produksi siap jual (lifting) minyak baru mencapai 676,2 ribu barel per hari (BOPD) atau 96% dari target 705 ribu BOPD. Butuh penambahan produksi sebesar 350 ribu barel per hari agar target tersebut terealisasi, tanpa adanya penurunan produksi.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan pihaknya bakal serius dalam mengejar target 1 juta barel per hari. Lembaga di sektor hulu migas ini telah melakukan kalkulasi berdasarkan progres pekerjaan dari waktu ke waktu.
"Seperti yang pernah disajikan dalam LTP (Long Term Plan) dengan berbagai strategi yang diterapkannya," kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (23/6).
Julius pun optimistis dengan rencana yang sudah disiapkan SKK Migas target tersebut akan tercapai. Dengan catatan, perlu dukungan dari berbagai pihak seperti instansi instansi pemberi izin operasi dan lainnya.
"Sudah kami petakan dengan berbagai level ketidakpastian yang tentunya bisa berubah dari waktu ke waktu," ujarnya.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto sebelumnya menjelaskan butuh tambahan produksi minyak 350 ribu barel per hari di 2030. Untuk mengejarnya, perlu tambahan rata-rata produksi 40 ribu barel per hari setiap tahun dalam waktu kurang dari sembilan tahun ini.
Makanya untuk bisa meningkatkan produksi minyak, perlu dukungan semua pihak. Terutama kontribusi dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas yang sangat diharapkan.
Saat ini terdapat 15 KKKS besar yang beroperasi di Indonesia memiliki produksi di atas 5 ribu barel per hari dan 5 KKKS dengan produksi skala kecil. Artinya, jika ditotal terdapat 20 KKKS yang dapat berkontribusi dalam mendongkrak kenaikan produksi.
"Kalau 40 ribu BPH dinaikkan per tahun dibagi 20 KKKS, maka 2 ribu barel per hari per KKKS setiap tahun saat ini," kata dia dalam diskusi secara virtual Senin.
Untuk itu ia meminta SKK Migas dan KKKS untuk serius dalam menggenjot produksi minyak. Salah satunya dengan terus mengebor sumur pengembangan. Apalagi saat ini tersedia 60 rig pengeboran yang siap digunakan.
Menurut Djoko jika 1 rig saja setidaknya bisa menghasilkan 30 barel per hari, maka tidak menutup kemungkinan target itu tercapai.
Selain itu, perlu juga menggenjot peningkatan produksi dari sumur tua. Kemudian menertibkan pengeboran ilegal, dan mengimplementasikan teknologi EOR.
"Banyak cara ini, bisa optimis kalau serius laksanakan itu semua faktanya sekarang 650 ribu barel per hari, kalau gak laksanakan benar mimpi kalau laksanakan bisa tercapai," ujarnya.