PT Freeport Indonesia memastikan pembangunan pabrik peleburan atau smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur dapat rampung pada 2023. Terutama setelah perusahaan bersama PT Chiyoda International Indonesia resmi menandatangani kontrak kerjasama pembangunan proyek beberapa waktu lalu.
Juru Bicara PT Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan progres pembangunan smelter di kawasan industri JIIPE Gresik ini hingga Juni 2021 baru mencapai 7%. Kemajuan tersebut termasuk merampungkan fase Front-End Engineering Design, dimulainya detail engineering, dan kemajuan di penguatan atau persiapan lahan.
"Kami berupaya menyelesaikan proyek ini sesuai dengan komitmen kami pada saat divestasi yaitu akhir 2023," ujarnya kepada Katadata.co.id, Senin (26/7).
Saat dikonfirmasi perihal target capaian proyek di tahun ini, dia belum dapat membeberkan lebih jauh. Yang pasti kemajuan akan diverifikasi secara berkala, atau setiap enam bulan sekali. Artinya kemajuan proyek baru dapat diketahui kembali pada akhir tahun.
Chairman & CEO Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson dalam laporan kinerja kuartal II tahun ini membeberkan PTFI baru saja mendapatkan pinjaman sebesar US$ 1 miliar untuk pembangunan proyek smelter di Gresik ini.
"PTFI baru-baru ini menandatangani fasilitas kredit bank senilai US$ 1 miliar, lima tahun, tanpa jaminan untuk memajukan ini proyek," ujarnya dikutip hari ini. Menurutnya pembiayaan utang tambahan tengah direncanakan guna mendanai proyek dengan biaya semua utang tersebut dibagi 49% oleh FCX dan 51% oleh MIND ID.
Adapun untuk memenuhi kewajiban atas kapasitas smelter di Indonesia, perusahaan telah merencanakan beberapa strategi. Di antaranya seperti dengan perluasan kapasitas di PT Smelting sebesar 300 ribu metrik ton konsentrat atau meningkat sebesar 30%.
Dalam laporan itu perusahaan akan membiayai proyek perluasan ini dengan nominal sekitar US$ 250 juta. Kemudian dengan adanya perluasan tersebut, maka pembangunan smelter baru di Gresik hanya berkapasitas 1,7 juta metrik ton konsentrat per tahun yang sebelumnya ditargetkan mencapai 2 juta metrik ton.
Pada Juli 2021, PTFI memberikan kontrak konstruksi kepada PT Chiyoda Internasional Indonesia dengan perkiraan biaya US$ 2,8 miliar. Dengan penandatangan tersebut diharapkan pembangunan smelter selesai lebih cepat tanpa adanya gangguan.
"Pembangunan smelter diharapkan akan selesai secepatnya pada tahun 2024, yang tidak bergantung pada gangguan terkait pandemi lebih lanjut," kata Adkerson.