Inspeksi SKK Migas Temukan Kendala Pada Proyek Jambaran Tiung Biru

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Pekerja beraktivitas di area Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) usai prosesi Tajak Sumur di Desa Bandungrejo, Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (9/10/2019).
8/10/2021, 17.20 WIB

SKK Migas menemukan kendala dalam pembangunan proyek Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB). Hal ini diketahui setelah regulator di sektor hulu migas ini melakukan inspeksi ke lokasi proyek tersebut.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan berdasarkan inspeksi yang dilakukan bersama Kementerian ESDM, proyek JTB mengalami gangguan. Bahkan ada kekurangan beberapa material proyek.

Meski tak menjelaskan secara detail, namun SKK Migas saat ini tengah mengusahakan agar proyek tersebut dapat onstream sesuai jadwal. Saat ini Julius saat ini tengah berdiskusi dengan vendor proyek.

"Molor semua. Deg-degan karena ternyata ada material yang kurang. Sedang kami usahakan untuk recovery dan percepat," kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (8/10).

Sebelumnya SKK Migas menyampaikan bahwa progres pembangunan proyek Lapangan Gas JTB hingga semester I tahun ini secara keseluruhan telah mencapai 90%. Proyek ini ditargetkan akan beroperasi pada akhir 2021.

SKK Migas awalnya menargetkan dua Proyek Strategis Nasional dapat beroperasi tahun ini. Selain proyek JTB, proyek Tangguh Train 3 juga ditargetkan dapat selesai tahun ini. Namun karena pandemi, terpaksa target harus bergeser.

Proyek JTB sendiri memiliki kapasitas produksi gas 192 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan cadangan 2,5 triliun kaki kubik (TCF). Pasokan gas dari blok ini akan menggunakan pipa gas Gresik-Semarang.

Harapannya, produksi dari JTB dapat mengatasi defisit pasokan gas 19 sektor industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Beberapa di antaranya bergerak di bidang tekstil, ban, baja, keramik, serta makanan dan minuman.

Adapun hingga Juni SKK Migas dan KKKS telah menyelesaikan 7 dari target 12 proyek hulu migas yang ditargetkan onstream tahun ini. Investasi pada 7 proyek tersebut sebesar US$ 1,457 miliar atau setara Rp 21,12 triliun.

Tujuh proyek hulu migas yang sudah onstream tersebut yakni EPF Belato2 Sele Raya Merangin Dua, EOR Jirak Pertamina EP, KLD PHE ONWJ, Gas Supply to RU-V Pertamina Hulu Mahakam, West Pangkah Saka Indonesia Pangkah Ltd, Merakes Eni East Sepinggan dan North Area Jindi South Jambi Block B.

Ketujuh proyek ini akan memberikan tambahan produksi 9.850 barel minyak per hari (bph) dan gas sebesar 474,5 million standar kaki kubik per hari (mmscfd). Keberhasilan ini dapat menekan laju penurunan produksi alamiah yang terjadi.

SKK Migas pun optimistis seluruh proyek hulu migas yang ditargetkan di tahun 2021 dapat selesai semuanya. Sebab, di tengah situasi perekonomian yang belum pulih karena pandemi Covid-19, proyek-proyek hulu migas ini akan menciptakan lapangan kerja baru, dan menggerakkan perekonomian daerah.

Reporter: Verda Nano Setiawan