SKK Migas mengungkapkan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) untuk penerapan enhanced oil recovery (EOR) di Lapangan Minas Blok Rokan hingga kini belum selesai. PoD ini awalnya ditargetkan mendapatkan persetujuan pada Desember 2021.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan hingga kini masih menanti persetujuan PoD untuk penerapan teknologi EOR di Blok Rokan. Dengan begitu, peningkatan produksi minyak melalui mekanisme ini dapat segera dijalankan.

"Permasalahan supply chemical dan harganya ini mungkin perlu dicarikan jalan keluar agar EOR ini dapat di PoD-kan," kata dia di Wilayah Kerja Rokan, Riau Selasa (4/1).

Dwi ingin membuktikan bahwa teknologi peningkatan produksi minyak ini dapat dijalankan di Blok Rokan. Sebab masih banyak pihak yang pesimistis mengenai teknologi ini. "Orang masih pesimis EOR bisa jalan. Kita buktikan itu bisa jadi proses yang dijalankan," katanya.

Sekretaris SKK Migas, Taslim Z. Yunus sebelumnya mengatakan kontribusi Blok Rokan dalam menggenjot target produksi minyak nasional cukup penting. Pasalnya, Pertamina telah memetakan blok tersebut secara keseluruhan sebelum alih kelola dari Chevron Pacific Indonesia (CPI).

"Pada akhir 2030 diharapkan produksi Blok Rokan bisa 400 ribu barel. Berarti 40% dari 1 juta barel," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan