Exxon Hentikan Total Operasi Migas dan Keluar dari Rusia pada 24 Juni

Arief Kamaludin|KATADATA
ExxonMobil bakal menghentikan dan keluar dari operasi migasnya di Rusia pada 24 Juni.
Penulis: Happy Fajrian
22/4/2022, 14.00 WIB

Perusahaan minyak dan gas (migas) asal Amerika Serikat (AS) Exxon Mobil Corp memutuskan untuk keluar dari semua operasinya di Rusia setelah negara tersebut menginvasi Ukraina pada 24 Februari yang masih berlangsung hingga kini.

Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, Exxon tengah mempertimbangkan penarikan penuh dari Rusia pada 24 Juni. Sebelumnya raksasa energi dunia ini telah menarik seluruh karyawan berkewarganegaraan Amerika dari Rusia pasca invasi Ukraina.

Penarikan pertama rencananya akan dilakukan pada operasi produksi minyak dan gas skala besar di Pulau Sakhalin di timur jauh Rusia, termasuk di dalamnya proyek Sakhalin 1.

“Seperti yang kami umumkan pada 1 Maret, kami menghentikan operasi dan mengambil langkah untuk keluar dari proyek Sakhalin-1,” kata juru bicara Exxon Casey Norton dalam keterangan tertulis, dikutip dari Reuters, Jumat (22/4).

Exxon tahun lalu mempekerjakan lebih dari 1.000 orang di seluruh lini operasinya di Rusia. Menurut informasi di situs resminya, Exxon memiliki kantor perwakilan di Moskow, St. Petersburg, Yekateringburg, dan Yuzhno-Sakhalinst.

Norton menambahkan bahwa Exxon juga secara signifikan menghentikan bisnis kimia dan pelumasnya di Rusia dan membatasi penjualan hanya dengan yang sudah terikat kontrak dan produk penting yang digunakan untuk pengawetan makanan, pertanian, dan kebersihan. "Exxon akan mematuhi semua sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia," kata dia.

Selain Exxon, sejumlah perusahaan migas besar dunia lainnya seperti Shell (Belanda), BP (Inggris), Equinor (Norwegia), dan TotalEnergies (Prancis), juga mengumumkan telah menghentikan operasinya dan berencana keluar dari Rusia.

Seiring dengan sanksi yang dijatuhkan terhadap minyak Rusia, perusahaan perdagangan (trader) besar dunia juga mulai mengurangi pembelian. Sebut saja Trafigura dan Vitol. Hal ini agar mereka tak terkena perluasan sanksi terhadap negara yang masih membeli pasokan energi Rusia.

“Trader telah mengurangi pembelian energi dari Rosneft Rusia sebagai upaya mendukung sanksi UE yang saat ini menerapkan pembatasan akses Rusia ke sistem keuangan internasional,” kata seoarang sumber seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (14/4).

Saat ini, Uni Eropa masih membebaskan pembelian minyak dari Rosneft atau Gazpromneft, karena dianggap sangat diperlukan untuk memastikan keamanan energi Eropa. "Namun sejumlah trader berkutat dengan apa arti 'sangat diperlukan' itu", kata sumber tersebut.

Menurutnya hal tersebut dapat diartikan kilang minyak masih dibolehkan membeli minyak Rusia, tetapi tidak bagi trader atau perantara. Oleh karena itu mereka akan mulai memangkas pembelian mulai 15 Mei.

"Trafigura akan mematuhi semua sanksi yang berlaku. Kami mengantisipasi volume perdagangan kami akan semakin berkurang mulai 15 Mei," tulis pernyataan perusahaan trader pembeli minyak utama Rusia ini.