Harga minyak mentah dunia pada perdagangan Kamis kemarin bergerak menguat di tengah kekhawatiran pasokan setelah Uni Eropa mengusulkan untuk memperberat sanksi embargo minyak secara bertahap terhadap Rusia.
Harga minyak Brent berjangka menguat 0,7% atau naik 76 sen pada Kamis kemarin ke level US$ 119,90 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 45 sen, atau 0,4%, ke posisi US$108,26.
"Itu adalah penutupan tertinggi untuk WTI sejak 25 Maret dan penutupan tertinggi untuk Brent sejak 18 Aprilm" tulis Reuters, dikutip Jumat (6/5).
Seperti diketahui, usulan sanksi dari Uni Eropa (UE) membutuhkan dukungan suara bulat dari 27 negara di blok tersebut, termasuk menghapus impor produk olahan Rusia pada akhir 2022 dan larangan semua layanan pengiriman dan asuransi untuk mengangkut minyak dari Rusia.
"Pasar minyak belum sepenuhnya memperhitungkan potensi embargo minyak Uni Eropa, jadi harga minyak mentah yang lebih tinggi diperkirakan akan terjadi pada bulan-bulan musim panas jika itu disahkan menjadi undang-undang," kata kepala riset pasar minyak Rystad Energy Bjornar Tonhaugen.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak, Rusia dan produsen sekutu (OPEC+) menyetujui peningkatan produksi minyak bulanan moderat lainnya. Mereka mengabaikan seruan dari negara-negara Barat untuk menaikkan produksi lebih banyak, OPEC+ justru meningkatkan produksi Juni sebesar 432.000 barel per hari.
Sebelumnya, Komisi Eropa mengusulkan penghentian pasokan minyak mentah Rusia secara bertahap dalam waktu enam bulan dan produk olahan hingga akhir tahun 2022.
Rencana tersebut, jika disetujui oleh pemerintah Uni Eropa, akan menjadi titik balik bagi blok perdagangan terbesar di dunia. Negara yang tetap bergantung pada energi Rusia harus menemukan pasokan alternatif. Hungaria dan Slovakia ingin dikecualikan dari kewajiban mematuhi larangan tersebut, kata sumber Reuters pada Rabu (4/5).
Selain mengumumkan rencana embargo minyak mentah selama enam bulan, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga mengumumkan sanksi yang menargetkan bank terbesar Rusia, Sberbank. Walau begitu, UE belum menargetkan gas alam Rusia, yang digunakan untuk memanaskan rumah dan menghasilkan listrik di seluruh blok.