Pertamina Terapkan Teknologi CEOR Lapangan Minas Blok Rokan pada 2025

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Sejumlah karyawan menaiki anak tangga di Rig (alat pengeboran minyak bumi) PDSI 49 milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri, Riau, Senin (8/8/2022).
9/8/2022, 11.57 WIB

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengajukan draf rencana pengembangan Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) Tahap 1 di Lapangan Minas Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau. PHR berencana menjalankan CEOR Tahap 1 melalui injeksi perdana surfaktan di Lapangan Minas sekitar akhir 2025.

Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin menyerahkan dokumen tersebut kepada Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam kunjungan kerja di Kompleks PHR di Rumbai, Pekanbaru, pada Senin (8/8) kemarin. Adapun finalisasi dari POD direncanakan dapat selesai dalam beberapa bulan ke depan.

”Pengembangan CEOR merupakan bagian dari Komitmen peningkatan cadangan dan produksi dalam periode lima tahun pertama sejak alih kelola WK Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu,” kata Suardin dalam siaran pers yang dikutip pada Selasa (9/8).

Suardin menjelaskan, rencana pelaksanaan tahap 1 mencakup 37 sumur termasuk sumur produksi, injector, observasi, dan disposal dengan menerapkan konfigurasi sumur berpola 7 spot inverted irregular. Surfaktan dialirkan ke dalam sumur minyak untuk melepaskan sisa-sisa minyak yang terperangkap dalam pori-pori batuan di reservoir.

Surfaktan bekerja menurunkan tegangan antar muka antara minyak bumi dengan air sehingga dapat meningkatkan perolehan minyak bumi.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan pengembangan CEOR di Minas merupakan salah satu upaya optimalisasi produksi WK Rokan yang masih memiliki potensi besar.

Untuk mendukung proyek ini, SKK Migas juga akan bekerja secara cepat dalam melakukan review serta memberikan persetujuan dokumen POD CEOR tersebut. "Secara optimis akan kami selesaikan dalam waktu yang sesingkat mungkin,” ujar Dwi.

Dia menambahkan, WK Rokan merupakan salah satu penopang utama rencana jangka panjang untuk mencapai target produksi minyak nasional 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari pada 2030. Dia berharap, penerapan CEOR akan meningkatkan produksi minyak dari lapangan-lapangan tua di WK Rokan.

Selain CEOR, optimalisasi potensi WK Rokan ditempuh melalui rencana kerja seperti optimalisasi base production, pengerjaan ulang sumur, pengeboran sumur baru dan sisipan, teknologi injeksi air dan uap, hingga pengembangan potensi Migas Non Konvesional.

Saat ini WK Rokan berkontribusi sekitar seperempat dari total produksi nasional. Sepertiga dari total produksi minyak Pertamina berasal dari WK Rokan. Dan, seluruh hasil produksi WK Rokan dikirimkan ke kilang-kilang domestik Pertamina untuk mendukung pemenuhan kebutuhan energi di tanah air.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu