Prospek Permintaan Global Melemah, Harga Minyak Indonesia Turun 8,6%

Pertamina Hulu Energi
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai.
5/10/2022, 10.24 WIB

Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada September 2022 ditetapkan sebesar US$ 86,07 per barel, turun US$ 8,10 dari bulan sebelumnya US$ 94,17.

Tim Harga Minyak Mentah Indonesia memaparkan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional. Satu diantaranya adalah kondisi ekonomi global.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve menaikkan suku bunga AS sebesar 75 basis poin untuk menekan inflasi yang dapat berdampak pada penurunan aktivitas ekonomi dan penurunan permintaan minyak mentah.

Keputusan tersebut menyebabkan kekhawatiran pelaku pasar atas resesi dunia yang disebabkan kebijakan moneter oleh negara-negara besar yang menaikkan suku bunga menyusul AS, seperti Inggris, Swiss dan Norwegia.

Internasional Energy Agency atau IEA merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global bulan September sebesar 100 ribu barel per hari (bph) menjadi 2 juta bph. Berakhirnya musim mengemudi musim panas menjadi faktor menurunkan konsumsi BBM di Amerika.

IEA dalam laporan bulan September lalu mencatat bahwa pasokan minyak mentah dunia kembali naik sebesar 790 ribu bph pada Agustus menjadi 101,3 juta bph yang merupakan titik tertinggi pasca pandemi yang antara lain disebabkan peningkatan produksi di Libya, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.

Sementara itu, IHS Markit dalam laporan bulan lalu menyebut pasokan minyak mentah AS diperkirakan naik sebesar 600 ribu bph pada kuartal IV 2022 dan sebesar 1,1 juta bph pada 2023.

Pemangkasan produksi negara-negara OPEC+ sebesar 100 ribu bph dinilai tak terlalu signifikan dalam mendukung keseimbangan antara pasokan dan permintaan minyak mentah dunia. Total ekspor minyak mentah Rusia naik sebesar 220 ribu bph pada Agustus menjadi 7,6 juta bph.

Dalam laporan mingguan EIA, terdapat peningkatan stok minyak Amerika pada September 2022 dibandingkan bulan sebelumnya dimana stok minyak mentah komersial naik 12,3 juta barel menjadi 430,6 juta barel. Selain itu, stok distillate naik 2.7 juta barel menjadi 114,4 juta barel.

Selain disebabkan oleh faktor-faktor di atas, penurunan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik juga dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar atas proyeksi permintaan minyak mentah akibat penurunan permintaan minyak mentah Cina dengan adanya kebijakan zero-covid dan lockdown di beberapa daerah di Cina, serta pemeliharaan rutin kilang pada bulan September-Oktober 2022.

OPEC dalam laporan bulan September 2022 menyatakan tingkat pertumbuhan ekonomi Cina turun sebesar 0,3% menjadi 4,2% dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya, serta penurunan keluaran minyak kilang di Jepang dan Korea Selatan.

Berikut ini perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada bulan September 2022 dibandingkan bulan Agustus 2022 sebagai berikut:

  • Dated Brent turun US$ 10,13 dari US$ 99,99 menjadi US$ 89,87 per barel;
  • WTI (Nymex) turun US$ 7,68 dari US$ 91,48 per barel menjadi US$ 83,80 per barel;
  • Brent (ICE) turun US$ 7,17 dari US$ 97,74 menjadi US$ 90,57 per barel;
  • Basket OPEC turun US$ 6,48 dari US$ 101,94 menjadi US$ 95,46 per barel.
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu