Serap Minyak yang Diembargo Negara Barat, Cina Jadi Pahlawan Rusia

kremlin.ru
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Xi Jinping melakukan video conference pada Jumat (30/12), membicarakan ekspor komoditas energi dan penguatan kerja sama militer.
Penulis: Happy Fajrian
30/12/2022, 20.13 WIB

Cina menjadi penolong Rusia dari sanksi yang dijatuhkan negara-negara barat atas kondisi di Ukraina. Hal tersebut dilakukan Negeri Panda dengan mengimpor lebih banyak minyak mentah yang ditolak oleh sejumlah negara Barat, mulai dari Uni Eropa hingga Amerika Serikat (AS).

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia telah menjadi negara pemasok minyak dan gas utama Cina. Putin menyebut Rusia telah menggeser Arab Saudi sebagai pemasok minyak mentah utama Negeri Panda.

“Menurut laporan akhir tahun ini, Rusia telah menjadi pengekspor minyak nomor satu ke Cina,” ujarnya kepada Presiden Cina Xi Jinping melalui video conference, seperti dikutip Reuters, Jumat (30/12).

Sampai dengan November ekspor minyak Rusia ke Cina melonjak hingga dua kali lipat menjadi 1,09 juta barel per hari (bph) dibandingkan level pada Februari 670 ribu bph. Sedangkan gas, Rusia telah mengekspor sekitar 13,8 miliar meter kubik melalui pipa Power of Siberia untuk 11 bulan tahun ini.

Ekspor komoditas energi Rusia ke Cina telah meningkat tajam sejak Moskow mengirim angkatan bersenjatanya ke Ukraina pada 24 Februari, setelah negara-negara Barat memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia.

Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan pada 29 November bahwa ekspor energi Rusia ke Cina nilainya telah meningkat sebesar 64% tahun ini, meski hanya terjadi peningkatan sebesar 10% dalam volume.

Cina dan Rusia Perkuat Kerja Sama Militer

Pada video conference tersebut, kedua pemimpin negara tersebut juga berniat untuk memperkuat kerja sama militernya. Putin berkata kepada Xi bahwa hubungan Rusia dengan Cina saat ini adalah yang terbaik dalam sejarah.

Putin juga mengatakan bahwa dia berharap Xi dapat melakukan kunjungan kenegaraan ke Moskow pada 2023. Jika itu terjadi, itu akan menjadi pertunjukan solidaritas Cina kepada Rusia secara publik di tengah kampanye militer Moskow yang gagal di Ukraina.

“Kami mengharapkan Anda, Tuan ketua yang terhormat, sahabat, kami mengharapkan Anda pada musim semi mendatang dalam kunjungan kenegaraan ke Moskow. Kunjungan itu akan menunjukkan kepada dunia kedekatan hubungan Rusia-Cina,” kata Putin kepada Xi.

Putin berbicara selama sekitar delapan menit. Dia menyebut bahwa hubungan Rusia-Cina semakin penting sebagai faktor stabilisasi, dan bahwa ia bertujuan untuk memperdalam kerja sama militer antara kedua negara.

Dalam tanggapannya, Xi mengatakan bahwa Cina siap untuk meningkatkan kerja sama strategis dengan Rusia dengan latar belakang apa yang disebutnya sebagai situasi "sulit" di dunia pada umumnya. Meski demikian baik Putin maupun Xi sama sekali tidak membicarakan isu terkait Ukraina secara langsung.

Adapun awal bulan ini, Rusia dan Cina melakukan latihan angkatan laut bersama, yang digambarkan oleh panglima militer Rusia sebagai tanggapan atas sikap militer AS yang “agresif” di kawasan Asia-Pasifik.