Bakal Disetop, Ekspor Tembaga Capai Rekor Tertinggi Rp 138 T pada 2022

Biro Pers Sekretariat Presiden / Kris
Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo meninjau Tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika pada Kamis (1/09/2022).
25/1/2023, 16.13 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor bijih tembaga sepanjang 2022 mencapai 3,13 juta ton atau naik hingga 40,35% dari tahun sebelumnya dengan total 2,23 juta ton.

Sementara nilai ekspor tembaga sepanjang 2022 menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia, yakni mencapai US$ 9,24 miliar atau setara Rp 138,43 triliun dengan asumsi nilai tukar rupiah Rp 14.976 per dolar AS.

Meroketnya capaian ekspor bijih tembaga disinyalir akibat melonjaknya permintaan bahan baku produk olahan industri global. Khususnya pada kebutuhan infrastruktur kelistrikan dan pengembangan baterai hingga produksi kendaraaan listrik.

Direktur Eksekutif Energy Watch, Daymas Arrangga, menyampaikan bahwa pengembangan ekosistem baterai dan kendaraan listrik secara paralel akan menambah permintaan pasokan transmisi listrik.

Kondisi itu secara otomatis berdampak pada menguatnya permintaan bahan baku komponen penunjang seperti kabel dan transmisi listrik secara signifikan, yang umumnya diproduksi dari mineral tembaga.

"Ekosistem baterai gak mungkin berjalan sendiri, pasti butuh penunjang seperti transmisi dan perkabelan. Bahan baku untuk produksi barang penunjang itu juga harus ada," kata Daymas saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Rabu (25/1).

Jepang Tujuan Utama Ekspor Tembaga RI

Adapun pembeli bijih tembaga RI mayoritas berasal dari negara Asia Timur yang menyumbang porsi hingga 2,09 juta ton atau 66,77% dari total ekspor bijih tembaga ke luar negeri sepanjang 2022.

Jepang menjadi negara eksportir terbesar komoditas bijih tembaga RI dengan total 761,28 ribu ton sejak Januari hingga Desember 2022. Adapun nilai transaksi yang tercatat mencapai US$ 2,28 miliar. Pembelian dengan volume terbesar terjadi pada bulan April sebesar 132,93 ribu ton.

Kemudian ada Cina yang menempati posisi kedua lewat total jumlah volume ekspor bijih tembaga sebanyak 597,36 ribu ton senilai US$ 1,77 miliar. Ekspor terbesar terjadi pada Agustus dengan volume pengiriman 109,97 ribu ton.

Posisi nomor tiga ada Korea Selatan lewat torehan ekspor 530,24 ribu ton bijih tembaga sepanjang 2022 senilai US$ 1,63 miliar. Tiga negara yang disebutkan di awal konsisten sebagai pelanggan tetap dan tak pernah absen sejak Januari sampai Desember 2022.

Selanjutnya ada India diurutan keempat dengan total volume ekspor 284 ribu ton senilai US$ 872 juta. Lebih lanjut ada Taiwan yang mengekspor bijih tembaga RI sejumlah 209,5 ribu ton dengan nilai traksaksi US$ 568 juta.

Sementara negeri jiran Malaysia juga menjadi pasar potensial bijih tembaga RI dengan volume penjualan mencapai 199,5 ribu ton senilai US$ 559 juta.

Kementerian ESDM mencatat, saat masih menjadi bijih, tembaga cuma berada di harga US$ 4,36 per ton. Harga jualnya akan naik menjadi US$ 1.365 per ton jika diolah menjadi konsentrat tembaga.

Lebih dari itu, harga komoditas tembaga bakal bernilai lebih tinggi jika telah melewati fase pemurnian menjadi katoda tembaga dengan harga US$ 6.049 per ton. Produk paling ujung adalah kabel tembaga dengan harga jual mencapai US$ 13.000 per ton.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu