Kejar Target 2024, ESDM Minta Progres Smelter Freeport 4% per Bulan

ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/Zk/aww.
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Smelter Freeport di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Kamis (2/2/2023).
Penulis: Happy Fajrian
6/5/2023, 13.48 WIB

Kementerian ESDM menargetkan proyek smelter tembaga PT Freeport Indonesia di kawasan industri Java Integrated Industrial Port and Estate (JIIPE) Gresik dapat beroperasi pada akhir 2024. Oleh karena itu Menteri ESDM Arifin Tasrif meminta agar Freeport dapat mengejar progres pengerjaan proyek 4% per bulan.

“Progress terakhir Maret 61%, kemudian April diperkirakan 65-66%. Dalam proyek ini Freeport harus berupaya keras untuk bisa mendapatkan kecepatan 4% per bulan, sehingga nanti dapat dilihat realisasinya akhir tahun sebesar 92%,” kata Arifin saat mengunjungi proyek smelter tersebut pada Kamis (4/5), didampingi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Toni Wenas.

Arifin ingin memastikan progres proyek pembangunan smelter tembaga dengan desain single line terbesar di dunia ini dapat sesuai target yang sudah ditetapkan sehingga dapat beroperasi pada Mei 2024 mendatang.

Hingga akhir Maret 2023, kumulatif kemajuan fisik smelter PTFI mencapai 61,5% (sesuai rencana) dengan percepatan progress 4% per bulan. Maka diharapkan progres proyek pembangunan smelter akan mencapai 92% pada akhir tahun ini.

Arifin meminta Freeport untuk menggenjot proses pembangunan smelter agar selesai sesuai target yang ditetapkan. “Kami memang minta supaya bisa diselesaikan di bulan Mei 2024, jadi dari Freeport Indonesia Pak Tony ini menjadi tantangan untuk melakukan adjustment supaya bisa accelerate proyek hingga 2024, memenuhi target yang ada,” lanjutnya.

Smelter Manyar sendiri merupakan fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga kedua milik PT FI yang tengah dibangun di kawasan JIIPE Gresik, Jawa Timur dengan luas total sekitar 100 hektare dengan kapasitas pengolahan konsentrat sebesar 1,7 juta ton/tahun.

Pembanguan smelter Manyar oleh PTFI ini merupakan wujud mendukung kebijakan hilirisasi Pemerintah. Smelter Manyar ini merupakan smelter kedua yang dimiliki PT FI setelah smelter pertama telah dibangun PTFI tahun 1996, dan dikelola oleh PT Smelting.

Dengan target yang dicapai saat ini diharapkan penyelesaian konstruksi fisik smelter dapat diselesaikan di akhir Desember 2023, dilanjutkan pre-commissioning dan commissioning hingga bulan Mei 2024 dengan ramp-up operasi diharapkan mencapai operasi penuh pada akhir tahun 2024.

Seperti diketahui pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang masa izin ekspor konsentrat tembaga hingga Mei 2024 kepada Freeport dan Amman Mineral. Hal ini lantaran masih belum rampungnya proyek smelter tembaga yang digarap kedua perusahaan tambang tersebut.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan relaksasi tersebut diberikan mengingat pemerintah telah menguasai 51% saham Freeport. Dengan belum rampungnya smelter, kebijakan larangan ekspor tembaga dinilai akan berdampak besar ke pemerintah.

"Kita tahu bahwa dalam pembangunan smelter itu terkendala, ada pandemi yang menjadi bahan konsiderasi kita," kata Arifin di Istana Kepresidenan beberapa waktu lalu, Jumat (28/4).

Arifin menyampaikan pandemi membuat konstruksi smelter tersebut tertunda. Arifin mencontohkan pembangunan smelter di Freeport yang menggunakan tenaga kerja dari Jepang.

Menurutnya, Jepang melakukan lockdown selama pandemi yang membuat pembangunan smelter di dalam negeri tertunda. Alhasil, pekerjaan rekayasa atau engineering smelter milik Freeport tertunda.

Arifin menekankan relaksasi ekspor konsentrat tembaga tersebut disertai syarat, yakni Freeport Indonesia dan Amman Mineral harus mempercepat pembangunan smelter tersebut. Maka dari itu, Arifin berencana memeriksa pembangunan smelter tembaga di dalam negeri dalam waktu dekat.

"Mereka harus mempercepat progresnya semaksimal mungkin. Freeport Indonesia menunjukkan adanya upaya membangun," kata Arifin.