Harga Batu Bara Merosot Lagi ke US$ 167, Terendah Sejak Januari 2022

ANTARA FOTO/Andri Saputra/pras.
Sejumlah kapal kayu berusaha menarik kapal tongkang bermuatan batu bara melintasi perairan Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Sabtu (29/4/2023).
Penulis: Happy Fajrian
10/5/2023, 08.08 WIB

Konsumen batu bara terbesar dunia ini mengimpor 40,68 juta ton bahan bakar tinggi emisi ini pada April, turun dari 41,17 juta ton pada Maret, menurut data dari Administrasi Umum Bea Cukai Cina.

April dan Mei biasanya merupakan bulan-bulan rendah untuk konsumsi listrik di Cina karena cuaca menghangat tetapi suhu tidak cukup tinggi untuk memacu peningkatan penggunaan pendingin ruangan (air conditioner/AC).

Namun, impor bulan lalu 73% lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun 2022 karena permintaan industri meningkat setelah pencabutan pembatasan Covid-19 dan lebih banyak pengiriman dari Australia tiba setelah larangan impor tidak resmi dicabut.

Adapun selama empat bulan pertama tahun ini, Cina mengimpor total 142,48 juta ton batu bara, naik 89% secara tahunan atau year on year (YoY), menurut data bea cukai.

Konsumsi batu bara harian di utilitas di delapan wilayah pesisir turun menjadi sekitar 1,74 juta ton pada akhir April dari 1,87 juta ton sebulan sebelumnya, menurut data dari Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batubara Cina (CCTD) yang dirilis bulan lalu.

Inventaris batu bara di utilitas naik menjadi sekitar 32,6 juta ton pada akhir April, cukup untuk penggunaan selama 19 hari, menurut data CCTD.

Ekspektasi harga batu bara yang lemah dalam beberapa minggu mendatang dan daya saing harga yang menurun dari pembelian luar negeri memberikan sedikit insentif bagi utilitas untuk meningkatkan impor.

Permintaan batu bara diperkirakan akan meningkat di musim panas dari Juni hingga Agustus di tengah ekspektasi bahwa curah hujan yang lebih rendah dari biasanya di wilayah Cina selatan dapat membatasi pembangkit listrik tenaga air dan meningkatkan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga batu bara.

Halaman: