Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas optimistis produksi gas pada 2023 akan terus naik. Hal ini ditopang peningkatan produksi dari lapangan gas yang sudah berjalan dan yang baru beroperasi penuh pada triwulan II tahun ini.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan penambahan produksi gas akan ditopang oleh penambahan produksi di dua lapangan untuk wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara. Adapun dua lapangan itu adalah Jambaran Tiung Biru di Kabupaten Bojonegoro yang dikelola oleh Pertamina EP Cepu dan lapangan MAC di Selat Madura yang dikelola Husky-CNOOC Madura Limited (HCML).
Soetjipto menjelaskan proyek MAC akan memberi tambahan sekitar 25 sampai 40 standar kaki kubik per hari atau MMscfd. Dengan penambahan ini maka produksi ladang yang sudah MDA- MBH dan MAC yang sebelumnya berada di 110 MMscfd naik menjadi sekitar 140 MMscfd. Sedangkan lapangan Jambaran Tiung Biru akan beroperasi 100% produksi hingga Juni 2023 sehingga menghasilkan 192 MMscfd gas.
“Triwulan kedua akan ada tambahan produksi dari MAC, optimalisasi MBH dan dari produksi (100%) JTB,” ujar Soetjipto usai membuka Forum Kapasitas Nasional wilayah Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara di Surabaya, Senin (22/5).
Sebelumnya, SKK Migas memasang target lapangan gas Jambaran Tiung Biru bisa beroperasi 100% pada April 2023. Namun Soetjipto mengatakan target itu tidak terpenuhi lantaran adanya kebocoran pipa gas di beberapa titik. Menurut dia, saat ini masalah itu telah diatasi sehingga target produksi penuh pada triwulan II 2023 bisa dikejar.
Di sisi lain ia optimistis produksi dari lapangan Jambaran Tiung Biru bisa terserap maksimal. Ia menyebut sudah ada kepastian dari PT Pertamina ihwal PT Perusahaan Listrik Negara dan PT Perusahaan Gas Negara untuk menyerap gas yang dihasilkan. Selain itu Soetjipto mengatakan SKK Migas akan terus mendorong pengembangan biogas menjadi Biomethane-Compressed Natural Gas (Bio-CNG) dalam skala komersial sebagai pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG) untuk industri.
Sebelumnya, lapangan Jambaran Tiung Biru yang terletak di Desa Bandungrejo, Bojonegoro, Jawa Timur telah melakukan pengaliran gas perdana atau Gas On Stream (GoS) pada 20 September tahun lalu. Saat itu Pertamina telah mengantongi kontrak dari PT PLN dan PGN dengan nilai kontrak pembelian 172 mmscfd. Saat ini Sutjipto mengatakan kedua perusahaan telah berkomitmen menyerap 20 mmscfd tambahannya.
Proyek JTB merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi di bawah PT Pertamina Persero yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Perpres Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Selain memproduksi gas bumi, proyek bernilai US$ 1,53 miliar atau Rp 22,9 triliun itu juga menghasilkan produk turunan H2SO4 atau asam sulfat yang merupakan salah satu produk utama industri kimia.