Kementerian ESDM melaporkan capaian produksi mineral utama pada triwulan I 2023. Torehan produksi mineral sejak Januari hingga Maret tahun ini berkontribusi pada setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 54,95 triliun.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba), Muhammad Wafid, menjelaskan produksi komoditas logam mulia emas mencapai 19,1 ton atau sekira 18% dari target produksi nasional 106 ton pada tahun ini.
"PNBP minerba pada triwulan I tercapai Rp 54,95 triliun dari target Rp 85,24 triliun, atau realisasi 64%," kata Wafid dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada Selasa (6/6).
Sementara produksi perak pada tiga bulan pertama tahun ini sejumlah 81,8 ton atau 16,7% dari target tahunan sebanyak 489 ton. Kementerian ESDM juga melaporkan produksi timah mencapai 9.500 ton atau 13,5% dari target tahunan sebanyak 70.000 ton.
Sebagai gambaran, BUMN PT Timah mencatat realisasi produksi bijih timah mencapai 4.139 ton sepanjang kuartal pertama 2023 atau turun 8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sejumlah 4.508 ton.
Adapun produksi logam sepanjang Januari-Maret 2023 berada di angka 3.970 ton. Jumlah itu turun 18% dibandingkan posisi periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 4.820 ton. Penjualan logam timah juga dilaporkan mengalami penurunan signifikan hingga 26% menjadi 4.246 ton dibandingkan posisi sebelumnya 5.703 ton.
Selanjutnya, Kementerian ESDM juga melaporkan produksi feronikel sejumlah 106.200 ton atau 17% dari target 628.000 ton dan produksi nikel matte sebanyak 21.000 ton atau 28% dari target 75.000 ton.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hasil ekspor produk olahan hilirisasi bijih nikel mencapai 81 ribu ton dengan nilai penjualan mencapai US$ 654,5 juta atau sekira Rp 9,9 triliun sepanjang Januari 2023.
Komoditas olahan tersebut terkonsentrasi pada produk HS 7501 yang terdiri dari nikel matte, sinter oksida nikel dan produk antara (intermediate products) dari metalurgi nikel.
Cina menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan total volume pengiriman 69,5 ribu ton atau 85,8%. Besaran tersebut berkontribusi pada nilai transaksi sebesar US$ 467,7 juta atau sekira Rp 7,1 triliun.
Wafid menambahkan bahwa capaian produksi mineral utama pada triwulan I berkorelasi pada setoran penerimaan negara bukan pajak atau PNBP sektor minerba yang cukup positif. Adapun serapan investasi sektor minerba pada triwulan I tercapai US$ 1,58 atau sekira 20% dari target tahunan US$ 7,7 miliar.