ESDM Tagih Janji Alih Aset Proyek IDD Chevron ke ENI Rampung Juli 2023

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
ilustrasi proyek migas.
23/6/2023, 15.32 WIB

Kementerian ESDM menagih janji Chevron yang berjanji akan merampungkan alih kelola proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) fase II kepada ENI dapat rampung pada Juli 2023 untuk memastikan kelanjutan investasi proyek tersebut.

Menteri ESDM Arifin Tasrif memberikan tenggat waktu untuk proses alih kelola yang berlokasi di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur itu dapat mencapai final paling lambat pada Juli 2023 selepas pemerintah menetapkan perusahaan migas asal Italia, ENI, menjadi operator baru IDD menggantikan Chevron.

Arifin mengatakan kepastian alih aset proyek IDD mendesak rampung dalam waktu dekat. Alasannya, proyek tersebut merupakan salah satu dari empat proyek strategis nasional (PSN) dengan potensi produksi mencapai 844 juta kaki standar kaki kubik per hari (MMscfd) untuk gas alam dan 27.000 barel per hari (bopd) untuk minyak bumi.

"Pemerintah harus memastikan kesinambungan energi ke depan terjamin. Makanya Pemerintah minta harus ada kepastian pada Juli," kata Arifin di kantor Kementerian ESDM pada Jumat (23/6).

Lewat kepastian alih aset tersebut, pemerintah berharap dapat mengunci kepastian operasi komersial Proyek IDD pada awal 2024.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menjelaskan proses peralihan saham IDD antara ENI dengan Chevron masih berlangsung. ENI bakal menjadi operator proyek dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 82%.

Kendati masih melakukan beragam analisa, Dwi menjamin pergantian operator blok tersebut dapat segera selesai dalam waktu dekat sehingga bisa segera dilakukan revisi rencana pengembangan maksimal pada kuartal IV tahun ini.

Langkah ENI dalam upaya ambil alih blok migas ini cukup strategis karena telah memiliki fasilitas produksi tak jauh dari IDD, yaitu Blok Muara Bakau dan Lapangan Merakes, Blok East Sepinggan, Kalimantan Timur. Lokasi tersebut paralel dengan lokasi IDD di Cekungan Kutai, provinsi yang sama.

Adapun Chevron hengkang karena menganggap proyek tahap IDD tahap II yang terdiri dari Blok Ganal dan Blok Rapak tidak masuk keekonomian perusahaan.

Proyek tersebut juga tak dapat bersaing dengan portofolio Chevron secara global. Perusahaan asal Amerika Serikat itu disebut-sebut bakal melego hak partisipasinya seharga US$ 5 miliar atau sekitar Rp 73 triliun.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu