Urai Sengketa Panjang, Pertamina Gandeng Petronas Garap Blok Ambalat

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Kapal pengangkut pekerja melintasi Anjungan Central Plant Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) di lepas pantai utara Subang, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023).
3/7/2023, 15.47 WIB

Pertamina akan menjalin kerja sama dengan perusahaan migas asal Malaysia, Petronas untuk mengembangkan potensi sumberdaya migas domestik melalui kolaborasi desk study atau telaah dokumen Blok Ambalat.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan bahwa pelaksanaan desk study Blok Ambalat akan segera berjalan pada tahun ini. "Dalam beberapa bulan mungkin sudah bisa mulai," kata Tutuka di Kantor Kementerian ESDM pada Senin (3/7).

Tutuka menjelaskan, desk study merupakan mekanisme analisis menggunakan data yang dimiliki oleh Pertamina dan Petronas tanpa memakai tambahan data survei seismik. Menurut Tutuka, satu diantara objek yang ingin dikaji adalah kondisi struktur bawah bumi Blok Ambalat.

Blok migas yang terletak di perairan Sulawesi, tepat di perbatasan antara Kalimantan Timur dengan Sabah, Malaysia belakangan menjadi objek sengketa panjang antara Indonesia dan Malaysia. Blok laut seluas 15.235 km persegi itu mengandung potensi minyak dan gas yang ditaksir mampu bertahan hingga tiga puluh tahun ke depan.

Kementerian ESDM mencatat di area Ambalat terdapat blok East Ambalat yang dioperasikan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) East Ambalat. Namun, batas blok East Ambalat yang ditentukan oleh Pemerintah Indonesia tumpang tindih dengan batas blok Shell Malaysia.

Sehingga, meskipun telah dimiliki oleh PHE East Ambalat sejak tahun 2016, kondisi politik menyebabkan PHE East Ambalat tidak bisa melakukan kegiatan eksplorasi apapun di area ini.

Adapun Blok East Ambalat secara geologi berada di Cekungan Tarakan, perairan laut dalam Kalimantan Utara, dengan jarak kurang lebih 80 kilometer di sebelah Timur Kota Tarakan dengan kedalaman air laut berkisar 2.000 meter, mencakup area seluas 4.735 kilometer persegi.

"Jadi masing-masing kan punya data, studi saja dari data yang ada tanpa tambahan survei. Dilihat dulu, kalau sudah ribut perbatasan ternyata gak ada potensi migasnya ya untuk apa," ujar Tutuka.

Kendati demikian, ujar Tutuka, pemerintah melihat potensi migas yang tertimbun di Blok Ambalat. Potensi kandungan hidrokarbon itu diharap bisa menjadi energi pasokan energi domestik demi menjaga ketahanan energi nasional.

Apabila hasil desk study menunjukan kabar positif, potensi migas Blok Ambalat bakal dimanfaatkan untuk kebutuhan modal dan kapital dalam mengerjakan proyek transisi energi. Modal tersebut bisa didapatkan dari eksploitasi maksimal pada potensi migas yang berada di dalam tanah.

"Yang jadi konsen kami adalah bagaimana mengeksplor secepatnya. Memang masih perlu waktu 5 sampai 10 tahun untuk eksplorasi. Kalau tidak, maka potensi sumberdaya bisa tertimbun selamanya," kata Tutuka.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu