Bappenas: Ini Tiga Upaya agar Warga Mudah Akses Listrik secara Merata

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.
Petugas memeriksa meteran listrik di Rumah Susun Benhil 2, Jakarta, Senin (20/6/2022).
Penulis: Lavinda
22/8/2023, 17.26 WIB

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) memaparkan tiga upaya transformasi di sektor ketenagalistrikan. Salah satu upayanya ialah melalui percepatan transisi energi.

"Kalau bisa mempercepat transisi energi, maka akan membantu layanan ketenagalistrikan menjadi lebih baik," kata Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi, dan Informatika, Kementerian PPN/Bappenas Rachmat Mardiana dalam diskusi daring seperti dikutip Antara, Selasa (22/8).

Rachmat mengatakan upaya transformasi ketenagalistrikan melalui percepatan transisi energi dapat dilakukan dengan memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) secara berkelanjutan, serta didukung jaringan listrik terintegrasi dan transportasi hijau.

Upaya kedua, reformasi subsidi di sektor energi terbarukan yang tepat sasaran. Upaya ketiga sekaligus terakhir yakni, meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi dan tenaga listrik dengan dengan beberapa cara. Hal itu antara lain, memperbaiki sistem transmisi dan distribusi, sistem informasi dan kontrol data, jaringan cerdas, serta penggunaan teknologi yang lebih efisien dan rendah emisi.

Menurut dia, tiga upaya tersebut merupakan kebijakan penting untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses listrik secara merata di seluruh wilayah tanah air.

"Kemudahan-kemudahan khususnya bagi masyarakat miskin untuk bisa mengakses energi listrik dengan jumlah yang cukup," ujarnya.

Rachmat menyatakan potensi EBT seperti hidro, surya, angin, energi laut, bioenergi, hingga panas bumi di Indonesia sangat besar.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2023 tercatat hanya 0,3% potensi EBT yang dimanfaatkan sehingga perlu untuk terus dikembangkan.

Transisi energi diyakini mampu berkontribusi dalam pemerataan elektrifikasi nasional, di mana saat ini mencapai 99,72 persen.

Selain itu, juga dapat dimanfaatkan sebagai solusi untuk menghadirkan akses listrik di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar.

"Potensi energi baru yang ada masih belum banyak dikembangkan. Pemanfaatan EBT menjadi salah satu solusi mewujudkan pemerataan pelayanan tenaga listrik di wilayah terpencil atau terisolir," katanya.