PLN telah menetapkan status operasi secara komersial atau commercial operation date (COD) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mulut Tambang Sulsel-8 berkapasitas 2x660 megawatt (MW) pada 7 Oktober 2023.
PLTU yang terletak di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan ini merupakan bagian dari proyek pembangkit listrik 35.000 MW yang dibangun oleh PT Huadian Bukit Asam Power, perusahaan patungan PT Bukit Asam dan China Huadian Hongkong Company Ltd.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu mengatakan, kelistrikan di Sumatera akan semakin terjamin dengan keberadaan PLTU Tanjung Lalang.
"Kebutuhan listrik di Sumatera terus meningkat. Dengan demikian PLTU ini memiliki peran penting untuk memenuhi peningkatan kebutuhan tersebut", kata Jisman dalam keterangan resminya yang dikutip pada Jumat (3/11).
Sebagai informasi, PLTU yang juga dikenal dengan nama PLTU Tanjung Lalang ini dibangun dengan investasi mencapai US$ 1,68 miliar atau sekitar Rp 26,5 triliun dengan kurs yang berlaku saat ini. PLTU ini akan menyuplai listrik ke PLN untuk sistem kelistrikan Sumatera dan membutuhkan suplai batu bara 5,4 juta ton per tahun.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail berharap PLTU Tanjung Lalang dapat membawa manfaat bagi ketahanan energi nasional dan kesejahteraan masyarakat.
"Kami berharap PLTU Tanjung Lalang dapat membantu PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Sumatera, serta menciptakan multiplier effect untuk pertumbuhan ekonomi sehingga dapat berkontribusi bagi pembangunan," ucap Arsal.
Arsal menyebut, PLTU Tanjung Lalang menggunakan teknologi super critical yang efisien dan ramah lingkungan. PLTU ini juga menerapkan teknologi Flue Gas Desulfurization (FGD) guna menekan emisi gas buang. “Teknologi FGD ini dapat mengurangi sulfur dioksida dari emisi gas buang pembangkit listrik berbahan bakar batu bara," ujarnya.
PLTU mulut tambang adalah PLTU yang lokasi pembangkitnya terletak paralel terhadap lokasi tambang batu bara sehingga biaya logistik dapat dikurangi. Nantinya, PLTU ini akan menyuplai energi listrik ke luar Sumatera melalui jaringan bawah laut.