PLN telah merampungkan dua proyek kelistrikan di Kalimantan Barat pada awal 2024 ini, yakni Gardu Induk (Induk) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV, untuk interkoneksi kelistrikan se-Kalimantan.
General Manager PLN UIP Kalimantan Bagian Barat Muhammad Dahlan Djamaluddin mengatakan bahwa proyek tersebut mendukung program dedieselisasi pembangkit listrik sekaligus meningkatkan keandalan dan interkoneksi sistem kelistrikan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
“Program dedieselisasi melalui non-aktifkan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Aggreko Tayap dengan daya terpasang 7,8 megawatt (MW). Sehingga berpotensi penghematan biaya pokok produksi (BPP) tenaga listrik sebesar Rp 500/kwh,” ujarnya di Pontianak, Selasa (16/2).
Ia menjelaskan bahwa pemberian tegangan pada proyek GI 150 kV Sandai tersebut terletak di Desa Muara Jekak, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang.GI tersebut memiliki kapasitas transformator sebesar 30 MVA, didukung oleh 191 tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Sandai - Incomer (Ketapang – Sukadana) dengan panjang mencapai 129,762 kilometer sirkit (kms).
Proyek GI dan SUTT ini ini melewati 11 desa, 3 kecamatan dan 2 kabupaten yaitu Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara. “Energize-nya proyek tersebut maka PLN selangkah lebih maju untuk mencapai keandalan listrik menuju sistem interkoneksi se-Kalimantan,” ujarnya.
Ia berharap proyek tersebut dapat memberikan dorongan positif terhadap sektor ekonomi dan investasi di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara.
Pasalnya, gardu induk ini menjadi pondasi bagi pertumbuhan infrastruktur listrik dan memberikan dorongan bagi pengusaha lokal untuk lebih aktif berkontribusi dalam pembangunan daerah mereka.
“Sebagai bagian dari proyek interkoneksi Kalimantan, tentunya wilayah Sandai dan Sukadana dan sekitarnya perlu pasokan listrik yang andal sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut,” kata Dahlan.
Saat ini PLN UIP KLB menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan jaringan interkoneksi antara sistem kelistrikan Barito di Kalimantan Tengah dan sistem Khatulistiwa di Kalbar yaitu melalui proyek SUTT 150 kV Sandai - Tayan dan SUTT 150 kV Kendawangan - Sukamara.