Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyinggung carbon capture and storage (CCS) atau penangkapan dan penyimpanan karbon sebagai salah satu strategi untuk mendorong pembangunan rendah karbon di Indonesia.
“Bicara masalah karbon, kita harus menyinggung juga masalah pajak karbon, carbon capture and storage,” ujarnya dalam acara Debat Cawapres pada Minggu (21/1) malam.
Dia menambahkan bahwa agenda ke depan akan mendorong transisi menuju energi hijau. “Kita tidak boleh lagi tergantung pada energi fosil, kita dorong terus energi hijau yang berbasis bahan baku nabati seperti bioetanol, bioavtur, biodiesel,” ujarnya.
Menurut dia, kebijakan biodiesel B35 dan B40 terbukti sukses menurunkan impor minyak Indonesia sekaligus meningkatkan nilai tambah produksi sawit di dalam negeri. “Dan lebih ramah lingkungan,” kata Gibran menambahkan.
Pada debat cawapres sebelumnya, Gibran juga sempat membahas CCS, ketika ia menanyakan regulasi teknologi tersebut kapada cawapres nomor urut 3 Mahfud MD.
Pengembangan CCS di Indonesia
CCS telah menjadi topik penting dalam upaya mitigasi pemanasan global. Teknologi ini mengacu pada serangkaian proses yang bertujuan untuk menangkap karbon dioksida (CO2) dari sumber-sumber besar emisi, mengurangi jumlah CO2 yang dilepaskan ke atmosfer, dan menyimpannya secara aman untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, terdapat 15 proyek CCS dan CCUS di Indonesia yang sedang dalam berbagai tahap persiapan di dengan total investasi hampir US$ 8 miliar atau setara dengan Rp 124,58 triliun. Angka tersebut sudah termasuk proyek CCUS Ubadari.
Adapun proyek CCS di Lapangan Ubadari telah dimulai setelah Presiden Joko Widodo melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pada November 2023.
“Proyek ini merupakan proyek CCS yang paling terdepan dan akan menjadi CCS Hub pertama di Indonesia dengan potensi penyimpanan CO2 hingga 1,8 gigaton,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Jumat (24/11/2023).
Arifin mengatakan, proyek CCUS Ubadari menghasilkan tambahan produksi gas dan juga akan menginjeksikan sekitar 30 juta ton karbon dioksida (CO2) sampai 2035 ke reservoir yang ada. Indonesia sangat tertarik untuk mengembangkan teknologi CCUS dan CCS.
Adapun teknologi CCUS sendiri memiliki perkiraan kapasitas penyimpanan karbon sebesar 8 gigaton di reservoir minyak dan gas yang sudah habis, dan 400 gigaton di akuifer garam.
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji, mengatakan penerapan CCS/CCUS penting diterapkan di Indonesia karena bisa menekan emisi karbon dalam rangka mengejar target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Selain itu, Indonesia berpotensi menjadi pelopor dalam implementasi teknologi penangkapan karbon di Asia Tenggara, baik CCS maupun CCUS. Namun, Tutuka mengatakan bahwa penerapan teknologi tersebut di indonesia tentu tidak mudah karena adanya sejumlah tantangan.
Pertama, dari sisi resiko dampak lingkungan. Menurutnya, pengangkutan CO2 (karbon dioksida) dapat membawa dampak yang jelas bagi risiko lingkungan. "Maka dari itu, kami perlu adanya kolaborasi lintas negara untuk memperjelas penanggung jawaban risiko dari sisi lingkungannya dari adanya penerapan CCS/CCUS ini," ujar Tutuka, Senin (11/9/2023).
Dia mengatakan, tantangan kedua yakni terkait teknis di mana perlu menjamin bahwa tidak adanya kebocoran karbon setelah dilakukan injeksi. Pasalnya, CO2 berhubungan dengan air yang lambat laun menyebabkan adanya korosif sehingga menimbulkan kebocoran.
“Jadi tidak lari kemana-mana itu nanti akan jadi masalah lingkungan. Kita harus pastikan dengan aturan yang ada, bahwa tidak terjadi kebocoran setelah diinjeksikan,” ujarnya.
Tantangan ketiga yakni terkait keekonomian atau biaya. Tutuka menuturkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membangun CCS/CCUS di Indonesia cukup besar. Untuk itu, pemerintah saat ini gencar mencari investor baik dari luar maupun dalam negeri.
Adapun terkait regulasinya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2023 tentang Pelaksanaan CCS/CCUS di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi pada Maret 2023.
Sedangkan aturan turunannya dalam bentuk peraturan presiden (perpres), Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa para menteri terkait dan Presiden Joko Widodo telah meneken perpres ini dan akan diumumkan dalam waktu dekat.
“Kami sedang mempersiapkan pengumuman Peraturan Presiden tentang penyimpanan karbon, yang secara resmi disahkan oleh beberapa menteri Indonesia," kata Luhut saat peluncuran International Indonesia CCS Forum 2024 di Jakarta, Selasa (23/1).
Daftar Proyek CCS di Indonesia:
- CCS Arun
Perusahaan: Carbon Aceh dan PEMA
Estimasi kapasitas penyimpanan CO2: Dalam penilaian
Target onstream: 2028 - Central Sumatra Basin (CCS-CCUS)
Perusahaan: Pertamina dan Mitsui
Estimasi kapasitas penyimpanan CO2: Dalam penilaian
Target onstream: 2029 - Gemah CO2 EOR (CCUS)
Perusahaan: Petrochina International Jabung
Estimasi kapasitas penyimpanan CO2: Dalam penilaian
Target onstream: 2028 - Ramba CO2 EOR (CCUS)
Perusahaan: Pertamina
Estimasi kapasitas penyimpanan CO2: Dalam penilaian
Target onstream: 2030 - Sakakemang CCS
Perusahaan: Repsol Sakakemang
Estimasi kapasitas penyimpanan CO2: 2 juta ton/tahun
Target onstream: 2028 - Sunda Asri Basin
Perusahaan: Pertamina dan Exxon Mobil
Estimasi kapasitas penyimpanan CO2: 6-10 gigaton di akuifer garam
Target onstream: 2029 - Jatibarang CO2 EOR (CCUS)
Perusahaan: Pertamina dan JOGMEC
Estimasi kapasitas penyimpanan CO2: 14,6 ribu ton/tahun
Target onstream: 2031 - Gundih C02 EGR (CCUS)
Perusahaan: Pertamina, Lemigas, Japex
Estimasi kapasitas penyimpanan CO2: 3 juta ton selama 10 tahun
Target onstream: 2027 - Sukowati CO2 EOR (CCUS)
Perusahaan: Pertamina, Lemigas, Japex
Estimasi kapasitas penyimpanan CO2: 7-14 juta ton selama 15 tahun
Target onstream: 2028 - CCU to Methanol
Perusahaan: Pertamina dan Air Liquide
Estimasi kapasitas penyimpanan CO2: Dalam penilaian
Target onstream: 2028 - East Kalimantan CCS/CCUS
Perusahaan: Kaltim Parna Industry
Estimasi kapasitas penyimpanan CO2: 10 juta ton selama 10 tahun
Target onstream: 2028 - Kutai Basin
Perusahaan: Pertamina
Estimasi kapasitas penyimpanan CO2: Dalam penilaian
Target onstream: 2028 - Blue Ammonia CCS
Perusahaan: Panca Amara Utama, JOGMEC, Mitsubishi, Pertamina
Estimasi kapasitas penyimpanan CO2: Dalam penilaian
Target onstream: 2028 - Abadi CCS/CCUS
Perusahaan: Inpex Masela, Ltd
Estimasi kapasitas penyimpanan CO2: 70 juta ton pada 2055
Target onstream: 2029 - Tangguh CO2 EGR (CCUS)
Perusahaan: BP Tangguh
Estimasi kapasitas penyimpanan CO2: 25-33 juta ton selama 10-15 tahun
Target onstream: 2026/2027