PT Pertamina (Persero) memastikan ketersediaan pasokan energi, salah satunya BBM, di lokasi dampak bencana banjir bandang wilayah Sumatra Barat (Sumbar) dapat terpenuhi.
Area Manager Comm, Rel, & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria mengatakan Pertamina mengaktifkan skema alternatif rute mobil tangki BBM.
Sebab menurut Satria bencana alam banjir bandang dan banjir lahar dingin tersebut berdampak pada rute pendistribusian energi ke SPBU khususnya di wilayah Kabupaten Tanah Datar, Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kota Payakumbuh, dan Kabupaten Limapuluh Kota.
"Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut mengaktifkan skema alternatif rute mobil tangki untuk memasok energi (BBM) ke SPBU terdampak," ujarnya melalui siaran pers, dikutip Senin (13/5).
Dia menyampaikan melalui mekanisme skema alternatif rute ini, pasokan BBM ke Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar dan Kota Bukittinggi akan dialihkan alur distribusinya melalui Fuel Terminal (FT) Sei Siak, Riau.
Hal ini disebabkan SPBU di beberapa wilayah yang terdampak itu dipasok melalui Integrated Terminal (IT) Teluk Kabung, Sumbar. Penyaluran pasokan BBM melalui FT Sei Siak ini telah dilaksanakan sejak Minggu (12/5).
"FT Sei Siak yang berada di Provinsi Riau menyalurkan BBM sebanyak 80 kiloliter (KL) Pertalite dan 80 KL Biosolar. BBM ini disalurkan ke 12 SPBU yang berada di Kabupaten Limapuluh Kota (empat SPBU), Kota Payakumbuh (enam SPBU), Kota Bukittinggi (satu SPBU), dan Kabupaten Agam (satu SPBU)," ujarnya.
Sementara itu Satria mengatakan untuk pasokan SPBE yang berada di kota akan dipasok oleh Integrated Terminal (IT) Dumai. Dia menyampaikan di tengah kerusakan infrastruktur jalan yang cukup berat, saat ini Pertamina terus melakukan koordinasi baik secara internal dan eksternal.
Guna memastikan pasokan energi baik BBM atau pun LPG tetap tersalurkan guna memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap energi. "Setiap harinya kami akan lakukan evaluasi terkait rute alternatif ini sambil melihat perbaikan sementara infrastruktur jalan," ucapnya.
Bencana banjir ini terjadi sejak Sabtu (11/5). Namun bencana tersebut masih berlangsung, lebih dengan adanya hujan deras yang terjadi pada Minggu (12/5) malam membuat sejumlah daerah di kaki Gunung Marapi masih dilanda banjir dan longsor.
Berdasarkan data terbaru yang disampaikan Badan Pengendalian Bencana Daerah kepada BNPB jumlah korban meninggal sudah mencapai 41 orang.