Perusahaan Cina akan Hidupkan Lapangan Migas Tua di Indonesia, Ini Rinciannya

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Produksi hulu migas berlangsung di Anjungan Central Plant dan Anjungan Bravo Flow Station Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ), lepas pantai utara Subang, Laut Jawa, Jawa Barat, Senin (3/4/2023).
Penulis: Mela Syaharani
6/8/2024, 14.39 WIB

Kementerian ESDM mengatakan minat perusahaan Cina untuk investasi migas di Indonesia semakin intensif pasca kunjungan kerja Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Mei lalu. Hal ini dapat terlihat dari beberapa perusahaan migas Cina yang terlibat dalam proyek migas nasional.

Sinopec, misalnya, sedang proses menjalin kerja sama teknologi dengan Pertamina .dalam mendongkrak produksi migas di lima kandidat lapangan migas, yakni Rantau, Tanjung, Pamusian, Jirak, da Zulu.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, Sinopec ditargetkan mulai meluncurkan tim teknis ke lapangan pada akhir Agustus atau awal September 2024.

"Kerja sama ini mengusung mekanisme Kerja Sama Operasi (KSO). Teknologi utamanya chemical enhanced oil recovery (EOR) dengan formulasi khusus yang efisien dan cost efektif,” kata Dadan Kusdiana dikutip dari siaran pers, pada Selasa (6/8).

Selain Sinopec, Menteri ESDM Arifin Tasrif juga menyebutkan nama China National Petroleum Corporation (CNPC) atau Petrochina yang terlibat pada dua fokus area eksplorasi migas di wilayah Indonesia Timur, yakni Buton dan Timor, dan ada yang ikut berpartisipasi pada lelang blok migas yang tengah berlangsung.

“Buton ini indikasinya adalah hidrokarbon yang berat dan kental, jadi perlu teknologi untuk angkat minyaknya. Di sini ada Petrochina yang memang mempunyai pengalaman untuk mengangkat minyak-minyak yang berat,” kata Arifin saat ditemui di Gedung Ditjen Migas pada Jumat (2/8).

Dia menyebut, kunjungannya ke Cina pada Mei lalu untuk melihat potensi kerja sama dengan perusahaan asal negeri tirai bambu yang memiliki pengalaman di bidang teknologi minyak.

“Cina itu memang punya kemampuan untuk bisa mengangkat recovery di atas 50%. Jadi kami sedang memadukan dengan Pertamina supaya bisa mengangkat produksi, dari ini nanti kami harapkan ada tambang untuk lifting,” ujarnya.

Terkait partisipasi perusahaan Cina pada dua area eksplorasi Indonesia Timur, Kementerian ESDM mengatakan Petrochina dan Sinopec telah masuk tahap joint study atau studi bersama.

“Dua area tersebut telah ditetapkan sebagai area joint study pada Juni 2024. Setelah nanti joint study selesai, selanjutnya penawaran langsung wilayah kerja migas (WK), penetapan pemenang WK dan eksplorasi migas,” kata Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Ariana Soemanto.

Selain joint study area, Kementerian ESDM tahun ini juga telah melelangkan 5 blok migas yang ditawarkan pada perhelatan Indonesia Petroleum Association (IPA) 2024 pada Mei 2024. Dari perusahaan yang melakukan penawaran, terdapat juga partisipasi dari perusahaan Cina.

"Nanti pada waktunya akan diumumkan. Joint study dan lelang blok migas ini merupakan bagian dari strategi untuk penemuan cadangan migas," ujarnya.

Reporter: Mela Syaharani