Monopoli avtur di Indonesia telah membuat harganya menjadi lebih tinggi 43% dari negara lain di Asia Tenggara. Saat ini pemasok utama bahan bakar minyak atau BBM pesawat terbang tersebut adalah Pertamina.
Pengamat penerbangan Gerry Soejatman mengatakan untuk menurunkan harga avtur dapat melalui pembukaan banyak pemasok atau multiprovider di bandar udara seluruh Indonesia. Namun, langkah ini harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat.
“Jangan sampai multiprovider hanya untuk bandara ramai saja, tidak diharuskan membuka di bandara yang sepi. Hal ini dapat mengakibatkan perbedaan harga yang jomplang antara bandara ramai dengan kecil,” kata Gerry saat dihubungi Katadata.co.id pada Rabu (10/2).
Untuk mewujudkan hal tersebut juga perlu meninjau ulang mekanisme distribusi avtur. Hal ini penting sebab BBM tersebut disalurkan melalui pipa yang tersambung hingga apron parkir pesawat.
Gerry juga menyebut perlunya peninjauan ulang pihak yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan saluran pipa dan mekanisme pembayaran penggunaannya. Pipa distribusi di bawah apron bandara merupakan investasi Pertamina.
“Ke depannya bagaimana, apakah jadi pipa yang digunakan bersama dengan pemasok lain tidak. Kalau setiap provider harus investasi pipa distribusi sendiri, itu akan merusak kegiatan di apron juga dan tidak praktis,” ujarnya.
Pengamat Penerbangan Gatot Rahardjo mengatakan hal yang berbeda. Multiprovider avtur justru akan berdampak baik karena menciptakan persaingan dan kegiatan usaha yang efektif dan efisien.
"Hasilnya bisa macam-macam, misalnya terkait perbaikan layanan, peningkatan keselamatan penerbangan dan hingga ke harga avtur,” kata Gatot saat dihubungi Katadata.co.id pada Rabu (10/2).
Monopoli Avtur Pertamina
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya mengatakan, harga avtur di luar negeri dapat lebih rendah dibandingkan domestik karena dipasok berbagai operator avtur di bandara. Di Indonesia, hal tersebut tidak terjadi karena seluruhnya berasal dari Pertamina.
Budi mendorong pemangku kepentingan membuka bidang usaha operator di dalam negeri. Paling tidak butuh empat pemasok avtur agar harganya dapat sama dengan negara lain.
Pengamat Penerbangan Alvin Lie membantah adanya monopoli pasokan avtur dari Pertamina. Regulasi yang berlaku selama 10 tahun telah memberikan kebebasan bagi perusahaan-perusahaan yang ingin masuk sebagai operator avtur.
“Ada bandara khusus yang sudah menjalin kerja sama dengan provider lain sehingga Pertamina tidak bisa masuk. Jadi pejabat-pejabat ini saya kira perlu juga membaca regulasi, mendapatkan fakta-fakta yang tepat sebelum membuat pernyataan yang menyesatkan kepada publik,” kata Alvin beberapa waktu lalu.