Paskalina Nohi dan Agustina Wutres adalah dua dari penerima Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjalankan BPBL ini sejak 2022, berlanjut pada 2024 dengan target 150.000 rumah tangga se-Indonesia.
Paskalina Nohi (27 tahun), salah satu pekebun di tempat itu bergembira karena BPBL yang ia terima beberapa waktu lalu. Ibu 3 orang anak ini bermukin di Kelurahan Haruru, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Ia menyatakan, bantuan listrik yang didapatkan dari pemerintah akan digunakan sebaik-baiknya.
"Saat ini butuh untuk penerangan dan alat untuk menghangatkan air minum, tapi semoga nanti bisa digunakan untuk buat usaha," katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (24/12).
Paskalina juga merasa bahagia bisa punya listrik mandiri sehingga tidak lagi menyalur listrik dengan tetangga. Selama ini, upah sebagai pekebun yang pas-pasan, tidak mencukupi untuk pasang listrik sendiri.
"Senang karena sudah kasih listrik gratis untuk memenuhi kebutuhan," ujarnya.
Penerima manfaat lain di Kabupaten Maluku Tengah adalah Agustina Wutres (37 tahun). Ibu rumah tangga ini menceritakan, sebelum program BPBL hadir di rumahnya, ia belum bisa menyambung listrik sendiri sehingga harus menyalur listrik ke tetangga.
"Selama ini numpang listrik dari tetangga, belum punya uang untuk bisa pasang sendiri," ujarnya.
Berkat BPBL maka sekarang ia bisa menggunakan listrik bukan hanya untuk penerangan, tetapi juga bisa untuk menonton televisi, rice cooker, dan dispenser.
"Terima kasih pemerintah atas bantuannya, saya terima dengan senang hati, bisa pakai sepuas-puasnya," ujar Agustina.
Program BPBL yang menugaskan PT PLN (Perserro) sebagai pelaksana ini bertujuan untuk memperluas akses listrik. Selain itu juga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu, Senin (23/12) di Jakarta menyampaikan, realisasi Program BPBL tahun ini melampaui target, yaitu sebesar 155.429 rumah tangga atau sebesar 103,61 persen.
"Pencapaian ini meningkat dibandingkan dengan realisasi 2022 sebesar 80.183 rumah tangga dan tahun 2023 sebesar 131.600 rumah tangga," kata Jisman.
BPBL sejauh ini bersifat gratis tanpa biaya apapun. Apabila di dalam pelaksanaannya terdapat pungutan liar, masyarakat dapat menyampaikan pengaduan ke Kementerian ESDM melalui berbagai kanal, seperti media sosial dan Contact Center 136.
Sementara itu, Anggota DPR RI Dapil Maluku Mercy Christy Barends menyampaikan, program BPBL diperjuangkan untuk masyarakat kurang mampu sehingga dapat memperoleh akses listrik dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Ia yakin, kehadiran listrik sangat penting di suatu daerah karena mampu menggerakan pemerintahan, aktivitas masyarakat, perputaran ekonomi, pendidikan, dan komunikasi.
"Semoga masyarakat yang ada di Maluku Tengah bisa menikmati listrik dengan penuh suka cita, pertumbuhan ekonomi bisa meningkat dengan pesat," ucap Mercy.