Imbas Corona & Permintaan Lesu, RI Berpotensi Kebanjiran Baja Impor

ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Ilustrasi pabrik baja gulunggan. Asosasi mengatakan, Indonesia berpotensi kebanjiran baja impor akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan wabah corona.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
11/3/2020, 18.01 WIB

Oleh karena itu, ia meminta Kementerian Perdagangan untuk melakukan lamgkah antisipasi dan berharap Menteri Perdagangan dapat mengurangi impor baja hingga 50%. Meski begitu, ia mengapresiasi langkah Menteri Perdagangan saat ini yang telah selektif dalam memberikan izin impor.

(Baca: Menperin Sebut Wabah Corona Bisa Kerek Harga Baja Impor dari Tiongkok)

Hanya saja, hal tersebut juga perlu diikuti dengan koordinasi dengan Kementerian Perindustrian untuk menjaga produksi  industri nasional.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengeluhkan besarnya impor besi dan baja ke Indonesia. Hal ini menjadi salah satu sumber defisit neraca perdagangan serta menggerus transaksi berjalan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat,  impor besi dan baja sepanjang 2019 mencapai US$ 10,39 miliar atau sekitar Rp 753 triliun. Realisasi impor baja meningkat 1,42% dibanding  tahun sebelumnya US$ 10,25 miliar.

“Data yang saya miliki, impor baja sudah masuk ke peringkat tiga besar impor negara kita,” ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (12/2).

Selain menyebabkan defisit dagang dan transaksi berjalan, impor baja juga menyebabkan utilitas pabrik di dalam negeri menjadi sangat rendah. Data mengenai impor baja bisa dilihat dalam databoks berikut. 

Halaman:
Reporter: Rizky Alika