Pada tahun lalu, Bandara Juanda tercatat melayani sekitar 16,6 juta penumpang dengan trafik mencapai 129 ribu pergerakan pesawat dan kargo mencapai 88,4 juta kilogram. Sedangkan tahap pertama Bandara Kediri bisa menampung 1,5 juta penumpang per tahun.
3. Bisa untuk pendaratan pesawat berbadan besar
Panjang runway atau landasan pacunya sampai 3.300 meter sehingga mampu didarati oleh pesawat berbadan besar. Hal ini juga menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan daya tampung Bandara Djuanda, Surabaya.
(Baca: Menhub Sarankan Bandara Kediri Milik Gudang Garam Berstatus Nasional)
4. Kebutuhan lahannya capai 400 hektare
Masih ada dua hektare lahan yang belum bebas untuk pembangunan Bandara Kediri. Namun, AP I dan Gudang Garam meyakini masalah ini akan segera teratasi. Seluruh kebutuhan lahannya mencapai 400 hektare. Proyek ini ditargetkan rampung dalam dua tahun.
5. Hak konsesi untuk Gudang Garam hingga 50 tahun
Kementerian Perhubungan akan memberikan hak konsesi pengelolaan Bandara Kediri kepada Gudang Garam selama 30 tahun sampai 50 tahun. Kementerian berencana menerbitkan izin badan usaha bandar udara (BUBU) jika sudah ada penunjukan untuk Gudang Garam.
Perusahaan berharap mendapat hak itu hingga 50 tahun. Itata mengaku tak mengejar untung. Namun, konsesi lebih dari 50 tahun dibutuhkan agar perusahaan tak terlalu merugi.