Warga Panik Belanja, Kemendag Akan Tangkap Oknum yang Permainkan Harga

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi, sejumlah warga membeli masker dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) di Pasar Pramuka, Jakarta, Senin (2/3/2020). Masyarakat sempat panik berbelanja setelah pemerintah mengumumkan dua warga Indonesia positif virus corona. Kementerian Perdagangan pun bakal terus memantau dan menangkap oknum yang mempermainkan harga.
3/3/2020, 17.26 WIB

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan sempat ada lonjakan harga untuk komoditas beras dan minyak goreng kemasan di retail modern. Menurutnya, kenaikan harga rata-rata sebesar 10-15% dalam waktu beberapa jam saja.

"Tapi saat ini sudah normal kembali karena pemerintah terus mengikuti perkembangan dan masyarakat semakin cerdas," ujarnya.

Fenomena panik belanja terjadi setelah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan dua WNI  positif terjangkit virus corona. Keduanya berdomisili di Depok, Jawa Barat.

Mereka merupakan ibu berusia 64 tahun dan putrinya 31 tahun.  Menurut Terawan, keduanya terjangkit virus corona setelah kontak dengan warga negara Jepang berusia 41 tahun. Warga negara asing (WNA) tersebut terdeteksi positif virus corona ketika berada di Malaysia. 

Dua WNI dan warga negara Jepang yang terjangkit virus corona tersebut merupakan teman dekat. Setelah bertemu dengan WNA itu, keduanya mengalami batuk, pilek, dan sesak nafas.  

(Baca: Jokowi Minta Masyarakat Tenang, Mayoritas Pasien Corona Sembuh)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat tak panik terkait hal tersebut. Sebab, pemerintah telah melakukan berbagai persiapan dalam mengantisipasi maupun menangani kasus tersebut.

Hingga saat ini terdapat lebih dari 100 rumah sakit yang memiliki ruang isolasi dengan standar yang baik. Peralatan yang dimiliki Indonesia pun sudah berstandar internasional. Selain itu, Indonesia telah memiliki reagen yang cukup untuk mendeteksi virus corona.

Pemerintah juga membentuk tim gabungan TNI, Polri, dan sipil yang khusus menangani persoalan tersebutberdasarkan standar internasional. “Kami juga miliki anggaran dan sudah diprioritaskan. Karena kalau tidak serius, ini sangat berbahaya karena penyakit ini perlu kita waspadai,” kata Jokowi.

(Baca: Mahfud Minta Kepala Daerah Tak Buat Gaduh dan Dramatisir Kasus Corona)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika